I.
PENDAHULUAN
A. Latar
Belakang
Pariwisata
atau turisme adalah suatu
perjalanan yang dilakukan untuk rekreasi
atau liburan,
dan juga persiapan yang dilakukan untuk aktivitas ini. Seorang wisatawan atau turis adalah seseorang yang melakukan perjalanan paling tidak
sejauh 80 km (50 mil) dari rumahnya dengan tujuan rekreasi, merupakan definisi
oleh Organisasi Pariwisata Dunia. Definisi
yang lebih lengkap, turisme adalah industri jasa.
Mereka menangani jasa mulai dari transportasi, jasa keramahan, tempat tinggal, makanan, minuman,
dan jasa bersangkutan lainnya seperti bank, asuransi, keamanan,
dll. Dan juga menawarkan tempat istrihat, budaya, pelarian, petualangan, dan
pengalaman baru dan berbeda lainnya (http://id.wikipedia.or.wiki,
2012)
Pariwisata di Indonesia
merupakan sektor ekonomi
penting di Indonesia.
Pada tahun 2009, pariwisata menempati urutan ketiga dalam hal penerimaan devisa
setelah komoditi minyak dan
gas bumi
serta minyak kelapa sawit.
Berdasarkan data tahun 2010, jumlah wisatawan mancanegara yang datang ke
Indonesia sebesar 7 juta lebih atau tumbuh sebesar 10,74% dibandingkan tahun
sebelumnya, dan menyumbangkan devisa bagi negara sebesar 7.603,45 juta dolar
Amerika Serikat. Kekayaan alam dan budaya
merupakan komponen penting dalam pariwisata di Indonesia. Alam Indonesia
memiliki kombinasi iklim
tropis, 17.508 pulau
yang 6.000 di antaranya tidak dihuni, serta garis pantai
terpanjang ketiga di dunia setelah Kanada dan
Uni Eropa.
Indonesia juga merupakan negara kepulauan
terbesar dan berpenduduk terbanyak di dunia. Pantai-pantai di Bali,
tempat menyelam di Bunaken, Gunung Rinjani di Lombok,
dan berbagai taman nasional di Sumatera
merupakan contoh tujuan wisata alam di Indonesia. Tempat-tempat wisata itu
didukung dengan warisan budaya yang kaya yang mencerminkan sejarah dan
keberagaman etnis Indonesia yang dinamis dengan 719 bahasa daerah yang dituturkan di seluruh
kepulauan tersebut. Candi Prambanan dan
Borobudur, Toraja, Yogyakarta, Minangkabau,
dan Bali merupakan contoh tujuan wisata budaya di Indonesia. Hingga 2010,
terdapat 7 lokasi di Indonesia yang telah ditetapkan oleh UNESCO
yang masuk dalam daftar Situs Warisan Dunia. Sementara itu,
empat wakil lain juga ditetapkan UNESCO dalam Daftar Representatif
Budaya Takbenda Warisan Manusia yaitu wayang, keris, batik dan
angklung (http://id.wikipedia.org.wiki,
2012).
Sulawesi Selatan adalah sebuah provinsi di Indonesia yang
terletak di bagian selatan Sulawesi. Ibu kotanya adalah Makassar, dahulu
disebut Ujungpandang. Provinsi Sulawesi Selatan terletak di 0°12' - 8° Lintang
Selatan dan 116°48' - 122°36' Bujur Timur. Luas wilayahnya 62.482,54 km².
Provinsi ini berbatasan dengan Sulawesi Tengah dan Sulawesi Barat di utara,
Teluk Bone dan Sulawesi Tenggara di timur, Selat Makassar di barat dan Laut
Flores di selatan.
Sulawesi yang dulu dikenal dengan nama Celebes adalah
sebuah pulau yang indah, luas wilayahnya
berkisar 227.000 Km2, kurang lebih sebesar Inggris & Skotlandia. Dengan
semenanjung yang panjang dan sempit, menyerupai bentuk bunga anggrek, hal ini
menjadikan pulau ini memiliki garis pantai yang panjang dan merupakan pulau
dengan pemandangan lepas pantai dan daratan tinggi yang sangat indah (http://www.wisatanesia.com,
2010)
Kabupaten Pangkajene dan
Kepulauan (dahulu bernama Pangkajene
Kepulauan, biasa disingkat Pangkep)
adalah salah satu kabupaten di Provinsi Sulawesi Selatan, Indonesia.
Ibukotanya adalah Pangkajene.
Kabupaten ini memiliki luas wilayah 1.112,29 km², tetapi setelah diadakan analisis
bersama Bakosurtanal, luas wilayah tersebut direvisi menjadi 12.362,73 km2
dengan luas wilayah daratan 898,29 km2 dan wilayah laut 11.464,44 km2.
http://id.wikipedia.org/wiki, 2011)
Kabupaten Pangkajene dan Kepulauan atau sering disingat
menjadi Pangkep adalah salah satu kabupaten di Sulawesi Selatan yang menyimpan
keanekaragaman daya tarik alam dan budaya yang patut untuk anda kunjungi,
seperti matampa, Pulau Kapoposang dan lain sebagainya. Di Pangkep juga terdapat
Taman Nasional Bantimurung Bulusaraung (http://www.indotravelers.com, 2012)
Melihat betapa besarnya potensi yang dimiliki oleh
Indonesia untuk dikelola menjadi tujuan wisata, khususnya dalam wisata bahari,
maka dirasa perlu untuk mengetahui lokasi wisata yang baik untuk dikelola
menjadi objek wisata hal ini kemudian yang melatarbelakangi dilakukannya
praktek lapang Ekonomi Wisata Bahari.
B. Tujuan
dan Kegunaan
Adapun
tujuan dan kegunaan dari praktek lapang Ekonomi Wisata Bahari adalah sebagai
bahan pertimbangan pemilihan lokasi wisata dan hasil praktek ini diharapkan
dapat berguna sebagai bahan pertimbangan dan masukan kepada stakeholder baik
masyarakat maupun pemerintah dalam membuat program-program yang mendukung
kemajuan ekowisata yang sesuai dengan karakteristik masyarakat sekitar.
II.
TINJAUAN PUSTAKA
A. Definisi
Ekonomi Wisata
Ekonomi
merupakan salah satu ilmu sosial yang mempelajari aktivitas manusia
yang berhubungan dengan produksi, distribusi,
dan konsumsi
terhadap barang
dan jasa.
Istilah ekonomi sendiri berasal dari bahasa Yunani,
yaitu oikos yang berarti keluarga, rumah tangga dan nomos yang berarti peraturan,
aturan, hukum.
Secara garis besar, ekonomi diartikan sebagai "aturan rumah tangga"
atau "manajemen rumah tangga." Sementara yang dimaksud dengan ahli ekonomi atau ekonom adalah orang menggunakan
konsep ekonomi dan data dalam bekerja (http://id.wikipedia.org, 2012)
Wisata
adalah kegiatan perjalanan atau sebagian dari kegiatan tersebut yang dilakukan
secara sukarela serta bersifat sementara untuk menikmati obyek dan daya tarik
wisata. Kata wisata berhubungan erat
dengan piknik, pariwisata, dll. Untuk sebagian orang, agenda wisata setiap
tahunnya telah menjadi sebuah kebutuhan layaknya kebutuhan primer. Dasar dari
pandangan ini adalah wisata digunakan sebagai penyeimbang hidup setelah sekian
hari berkutat dengan pekerjaan yang memiliki jadwal yang ketat. Sehingga dengan
melakukan wisata kana merecharge tubuh dan pikiran mereka menjadi segar kembali
sehingga bisa bekerja dengan lebih maksimal lagi setelah itu (http://carapedia.com,
2012).
Jadi,
ekowisata merupakan salah satu
kegiatan pariwisata yang berwawasan lingkungan
dengan mengutamakan aspek konservasi alam, aspek pemberdayaan sosial budaya
ekonomi masyarakat lokal serta aspek pembelajaran dan pendidikan (http://id.wikipedia.org,
2012).
B. Potensi
Ekowisata Indonesia dan Sulawesi Selatan
Potensi wisata Indonesia cukup
menjanjikan dan mengutungkan, selain tempatwisata yang sudah terkenal seperti
Pulau Bali dan Lombok sebenarnya masih banyak potensi-potensi wisata lain yang
dapat menghasilkan pendapatan bagi Negara contohnya wisata di daerah Istimewa
Yogyakarta, wisata Bukit tinggi dan lain-lain. Karena di Indonesia memiliki
keunikan kebudayaan yang bermacam-macam, keanekaragaman flora dan fauna, dan
sumber daya alam yang melimpah tetapi sumber daya manusianya belum dapat
melihat potensi dan menjadikan sebagai peluang usaha, Apabila semua itu
dikelola dengan baik mungkin itu bisa menjadi penghasilan bagi penduduk
Indonesia untuk membuka usaha di daerah dekat tempat wisata seperti perhotelan,
rumah makan, tempat rekreasi keluarga yang bertema alam dan lain-lain.
Karena kita sudah mempunyai modal
untuk menjadikan peluang usaha di bidang pariwisata maka diperlukan pengelolaan
yang baik dan terkoordinasi, baik di semua sektor yang berkaitan dengan
pengembangan wisata misal biro perjalanan, biro agro wisata dengan promosi ke
domestik maupun internasional, kita juga harus mengkoordinasi dan mengembangkan
lembaga swadaya masyarakat dan mengkoordinasi penduduk lokal untuk mendukung
progam pengembangan wisata yang belum dikelola dengan baik untuk diperbaiki
pengelolaannya sehingga mengundang minat wisatawan untuk datang ketempat wisata
itu.
Dalam proses pengembangan pariwisata
alam dapatmenjadi dampak positif dan dapat berdampak negatif pula, baik masalah
ekonomi, social maupun lingkungan alami. Dampak positif contohnya :
menjadikan penghasilan baru bagi Negara dan menambah devisa Negara, menjadikan
lapangan kerja baru bagi penduduk disekitar tempat pariwisata tersebut,
mendorong pengusaha mengembangkan usahanya tetapi peran pemerintah sangat besar
dalam hal ini selain melakukan kegiatan promosi wisata tetapi ikut mengelola
tempat itu dengan sebaik-baiknya.
Tetapi dapat pula menjadi dampak
negative terutama terhadap lingkungan alam yang terdapat flora dan faunanya,
selain itu pula dapat menimbulkan kesenjangan sosial antara penduduk yang dekat
dengan tempat wisata dengan penduduk yang jauh dari tempat wisata tersebut. Dan
dampak tersebut perlu ditanggulangi bersama sama dengan pihak yang terkait (Saputro,
2011).
Sulawesi dikenal dengan nama Celebes
adalah sebuah pulau yang indah permai dengan luas tanah 227 ribu kilometer
persegi lebih kecil dibandingkan dengan gabungan daratan England dan Scotland,
bentuknya mirip seperti bunga anggrek dengan jazirah-jazirah yang panjang serta
pipih. Tidak ada titik daratan yang lebih dari 90 km dari pantai. Menjadikan
pulau itu mempunyai garis pantai yang panjang kebanyakan daratannya tampak
bergunung-gunung. Kornbinasi dari kedua wajah yang demikian itu menghamparkan
berbagai pemandangan yang sungguh memesona baik di pantai demikian juga di
daerah ketinggian.
Secara geografis Selat Sulawesi
(Makassar) dikenal sebagai daerah batas dari garis Wallace, mengisahkan dua
satuan margasatwa vang berbeda, yaitu bagian timur dan bagian barat Indonesia.
Jenis flora dan fauna dari pulau ini adalah spesifik seperti kayu ebony, babi,
rusa dan burung burung maleo yang berwarna warni dengan telurnya yang besar.Sekitar
30.000 tahun silam pulau ini telah dihuni oleh manusia.
Penentuan tahun dari lapisan masa
silam yang tertua ditemukan di gua-gua dekat bukit kapur dekat Maros, sekitar
30 km sebelah timur laut dan Makassar sebagai ibukota Propinsi Sulawesi Selatan.
Kernungkinan lapisan budaya yang tua
berupa alat batu Peeble dan flake telah dikumpulkan dari teras sungai di lembah
Walanae, diantara Soppeng dan Sengkang, termasuk tulang-tulang babi raksasa dan
gajah-gajah yang telah punah. Selama masa keemasan perdagangan rempah-rempah,
diabad ke-15 sampai ke-19, Sulawesi Selatan berperan sebagai pintu Gerbang ke
kepulauan Maluku, tanah penghasil rempah. Kerajaan Gowa dan Bone yang perkasa
memainkan peranan penting tampak didalam sejarah Kawasan Timur Indonesia dimasa
Ialu.Penduduk Sulawesi Selatan terdiri atas empat suku bangsa utama. Suku
bangsa Toraja, Suku bangsa Makassar, Bugis dan Mandar terkenal sebagai pelaut
patriotik baik dimasa perang maupun dimasa damai. Dengan perahu layar
tradisionalnya mengarungi lautan kepulauan.
Kunjungan
wisatawan pada tahun 1997-1998 meskipun mengalami penurunan yang cukup drastis
akibat faktor instabilitas politik dan keamanan, namun pada periode 2000-2001 kunjungan
wisatawan mancanegara telah mengalami kenaikan secara signifikan sebesar 13,4 %
dengan lama tinggal rata -rata lima
sampai enam hari (https://docs.google.com, 2012).
C. Konsep Pengelolaan Ekowisata
Ekowisata
harus dibedakan dari wisata alam. Wisata alam, atau berbasis alam, mencakup
setiap jenis wisata-wisata massal, wisata pertualangan, ekowisata yang
memanfaatkan sumber daya alam dalam bentuk yang masih lain dan alami, termasuk
spesies, habitat, bentangan alam, pemandangan dan kehidupan air laut dan air
tawar. Wisata alam adalah perjalanan wisata yang bertujuan untuk menikmati
kehidupan liar atau daerah alami yang belum dikembangkan. Wisata alam mencakup
banyak kegiatan, dari kegiatan menikmati pemandangan dan kehidupan liar yang
relatif pasif, sampai kegiatan fisik seperti wisata petualangan yang sering mengandung
resiko.
Ekowisata
menuntut persyaratan tambahan bagi pelestarian alam. Dengan demikian ekowisata
adalah “Wisata alam berdampak ringan yang menyebabkan terpeliharanya spesies
dan habitatnya secara langsung dengan peranannya dalam pelestarian dan atau secara
tidak langsung dengan memberikan pandangan kepada masyarakat setempat, untuk
membuat masyarakat setempat dapat menaruh nilai, dan melindungi wisata alam dan
kehidupan lainnya sebagai sumber pendapatan (Goodwin,1997).
Berbeda
dengan wisata pada umumnya, ekowisata merupakan kegiatan wisata yang menarik
perhatian besar terhadap kelestarian sumber daya alam dan lingkungan sebagai
salah satu isu utama dalam kehidupan manusia, baik secara ekonomi, social
maupun politik. Hal ini akan terus berlangsung, terutama didorong oleh dua
aspek, yaitu: (1) ketergantungan manusia terhadap sumber daya alam dan
lingkungannya makin tinggi, (2) keberpihakan masyarakat kepada lingkungan makin
meningkat. Pendekatan aspek yang pertama adalah menyangkut kemampuan dan kebutuhan
manusia dimasa mendatang akan keberadaan sumber daya dan lingkungan makin
tinggi, sedangkan aspek kedua berkaitan dengan meningkatnya tekanan masyarakat
nasional maupun internasional, perlunya perlindungan lingkungan. Bentuk tekanan
tersebut seringkali dikaitkan dengan berbagai kepentingan yang sangat mendasar
seperti ekonomi, sosial, politik sehingga proses tarik menarik makin kompleks.
Kondisi tersebut telah mendorong lahirnya berbagai kebijakan yang mengharuskan
berbagai komponen untuk secara bersama-sama melakukan berbagai perlindungan
terhadap sumber daya dan lingkungan dalam bentuk kerjasama yang integratif.
Dari
pengetahuan terhadap motivasi ekowisata, maka prinsip utama ekowisata menurut
Choy (1998), adalah meliputi :
1.
Lingkungan ekowisata haru bertumpu pada lingkungan alam dan budaya yang relatif
belum tercemar atau terganggu
2.
Masyarakat ekowisata harus dapat memberikan manfaat ekologi, sosial, dan
ekonomi langsung kepada masyarakat setempat
3.
Pendidikan dan pengalaman ekowisata harus dapat meningkatkan pemahaman akan
lingkungan alam dan budaya yang terkait, sambil berolah pengalaman yang
mengesankan
4.
Keberlanjutan ekowisata harus dapat memberikan sumbangan positif bagi
keberlanjutan ekologi dan lingkungan tempat kegiatan, tidak merusak, tidak
menurunkan mutu, baik jangka pendek dan jangka panjang
5.
Manajemen ekowisata harus dapat dikelola dengan cara yang bersifat menjamin
daya hidup jangka panjang bagi lingkungan alam dan budaya yang terkait di
daerah tempat kegiatan ekowisata, sambil menerapkan cara mengelola yang terbaik
untuk menjamin kelangsungan hidup ekonominya.
Beberapa karakteristik ekowisata yang
membedakannya dengan wisata massal/konvensional. Pertama, kegiatan wisata,
berkaitan dengan konservasi keterkaitan dengan beberapa prinsip pengembangan
ekowisata lingkungan. Meskipun motif ekowisata memiliki didalamnya terkandung
makna untuk turut serta melestarikan ekonomi lingkungan. Bilamana wisatawan
memiliki keterlibatan langsung dalam pelestarian lingkungan, diharapkan
kesadaran memudahkan wisatawan untuk terlibat dalam berbagai upaya
pelestarian/konservasi. Akan keberadaan sumber daya dan lingkungan. Kedua,
usaha pariwisata tidak hanya menyiapkan sekedar atraksi wisata, akan tetapi
menawarkan pula peluang untuk menghargai lingkungan secara berkesinambungan.
Ketiga, usaha pariwisata memiliki tanggung jawab ekonomi dalam pelestarian
lingkungan hijau yang dikunjungi dan dinikmati wisatawan melalui berbagai
kegiatan yang dapat menghasilkan pendapatan yang dapat dikembalikan bagi kepentingan
konservasi lingkungan lingkungan yang berkelanjutan yang dapat dinikmati oleh
para pecinta dan pemelihara lingkungan berikutnya. Dan kunjungan wisatawan
untuk pengembangan. Keempat, usaha pariwisata yang lebih banyak menggunakan
sarana transportasi lokal, sarana akomodasi lokal, yang dikelola masyarakat
setempat dan membedakan kehidupan masyarakat setempat dalam menumbuhkan
pendapatan masyarakat dari berbagai kegiatan yang diakibatkan oleh kegiatan
wisatawan dilokasi ekowisata yang dikunjunginya dan berdampak kepada tumbuhnya
inovasi, kreativitas masyarakat dalam menggali berbagai kegiatan positif yang
menunjang terhadap interaksi lingkungan. Bilamana terdapat interaksi positif
antara inovasi dan kreativitas masyarakat dengan wisatawan-eko, diharapkan terdapat
saling pengertian terhadap apa yang boleh dilakukan wisatawan atau apa yang
harus dibatasi oleh masyarakat terhadap potensi sumber daya yang dijadikan
dasar pengembangan ekowisata dan dasar pengembangan inovasi kreativitas
masyarakat untuk mendorong pertumbuhan ekowisata di daerahnya (https://docs.google.com,
2012)
D. Pengaruh
Pariwisata Terhadap Kemajuan Ekonomi
Pariwisata menjadi suatu kegiatan
yang cukup mendapat perhatian dari pemerintah karena dampaknya terhadap
perekonomian nasional. Dengan kedatangan wisatawan ke suatu daerah tujuan wisata,
terutama wisatawan mancanegara, maka diharapkan akan mendatangkan devisa bagi
DTW tersebut.
Seperti kita ketahui, penerimaan
devisa negara dari sektor minyak bumi dan gas akhir-akhir ini terus menurun,
bahkan diperkirakan tahun 2012, karena keterbatasan teknologi, komoditi migas
secara ekonomis dianggap tidak akan efisien lagi sebagai penghasil devisa
negara. Di sisi lain, ketahanan daya saing ekspor non-migas juga tidak dapat
diandalkan karena cara berproduksi masih didominasi oleh teknologi rendah,
sehingga kualitas produk yang dihasilkan tidak mampu bersaing di pasar global.
Investor asing tidak berminat menanamkan modalnya di Indonesia, selain karena
keamanan yang labil, terlalu banyak pungli (pungutan liar) untuk memulai suatu
bisnis di Indonesia. Kenaikan upah buruh yang terus meningkat mengakibatkan
harga produk tidak kuat bersaing di pasar internasional.
Berdasarkan hal di atas, maka
pemerintah harus mencari alternatif sektor ekonomi yang dianggap pas untuk
mengatasi persoalan tersebut. Salah satu sektor ekonomi yang dianggap cukup
perspektif adalah sektor pariwisata. sektor ini diyakini tidak hanya sekadar
mampu menjadi sektor andalan dalam usaha meningkatkan perolehan devisa untuk
pembangunan, tetapi juga mampu mengentaskan kemiskinan. Dilihat dari kacamata
ekonomi makro, jelas pariwisata memberikan dampak positif, antara lain :
1. Dapat
menciptakan kesempatan berusaha. Dengan datangnya wisatawan, perlu pelayanan
untuk menyediakan kebutuhan (need), keinginan (want), dan harapan (expectation)
wisatawan.
2.
Dapat meningkatkan kesempatan kerja.
Dengan dibangunnya hotel atau restoran, akan diperlukan tenaga kerja/ karyawan
yang cukup banyak.
3.
Dapat meningkatkan pendapatan
sekaligus memercepat pemerataan pendapatan masyarakat. Sebagai akibat
multiplier effect yang terjadi dari pengeluaran wisatawan yang relatif cukup
besar.
4.
Dapat meningkatkan penerimaan pajak
pemerintah dan retribusi daerah. Setiap wisatawan berbelanja selalu dikenakan
pajak sebesar 10% sesuai Peraturan pemerintah yang berlaku.
5.
Dapat meningkatkan pendapatan
nasional atau Gross Domestic Bruto (GDB) (Gunadarma University, 2011).
E. Karakteristik
Tempat Wisata
Menurut
Fandeli (1999), dalam Fandeli (2000), sifat dan karakter kepariwisataan alam terkait dengan Objek danDaya Tarik Wisata (ODTW)
Alam antara lain ;
1.In
Situ : Objek dan Daya Tarik Wisata (ODTW) Alam hanya dapat dinikmati secara
utuh dan sempurna di ekosistemnya. Pemindahan objek ke ex situ akan menyebabkan
terjadinya perubahan objek dan atraksinya. Pada umumnya wisatawan kurang puas
apabila tidak mendapatkan sesuatu secara utuh dan apa adanya.
2. Perishable
; suatu gejala atau proses ekosistem hanya terjadi pada waktu tertentu. Gejala
atau proses alam ini berulang dalam kurun waktu tertentu, kadang siklusnya
beberapa tahun bahkan ada puluhan tahun atau ratusan tahun. ODTW alam yang
demikian ; ODTW alam hanya dapat dinikmati secara utuh dan membutuhkan
pengkajian dan pencermatan secara mendalam untuk dipasarkan.
3. Non
Recoverable ; suatu ekosistem alam mempunyai sifat dan perilaku pemulihan yang
tidak sama. Pemulihan secara alami sangat tergantung dari faktor dalam
(genotype) dan faktor luar (phenotype). Pemulihan secara alami terjadi dalam
waktu panjang, bahkan ada sesuatu objek yang hampir tak terpulihkan, bila ada perubahan.
Untuk mempercepat pemulihan biasanya dibutuhkan tenaga dan dana yang sangat
besar, apabila upaya ini berhasil tetapi tidak akan sama dengan kondisi semula.
4. Non
Substitutable ; didalam suatu daerah atau mungkin kawasan terdapat banyak objek
alam, jarang sekali yang memiliki kemiripan yang sama. Pengelolaaan ODTW alam
dengan sifat dak karakter In Situ, cenderung memiliki daya tarik tersendiri.
ODTW alam ini biasanya mempunyai keterikatan yang kuat dengan habitat (ekosistem
asli). Kita dapat melihat Onta di kebun binatang “Gembira Loka” Yogyakarta,
namun kita akan merasa lebih puas jika datang ke habitatnya di benua Afrika.
Kita akan merasa lebih puas melihat gadjah seperti di Suaka Marga Satwa “Tesso
Nilo. Provinsi Riau. Karena selain atraksi juga ekosistem alami juga dapat kita
nikmati.
Pengelolaan
dengan pendekatan ekosistem inilah sebenarnya yang perlu dilakukan dalam rangka
pelestarian sifat ODTW alam secara In Situ. Muntahan lahar dan awan panas dari
kawah gunung Merapi di tahun 2006 sampai 2007 merupakan momen yang menarik juga
untuk dijadikan ODTW alam. Momen ini jarang terjadi dan dalam kurun waktu yang
lama. Terlepas dari fenomena tersebut merupakan suatu bencana alam, namun
tantangan bagi kita untuk mengemasnya sehingga memberikan nilai kemanfaatan
terhadap sifat ODTW alam yang Perisable ini. Sifat dan karakter ODTW alam yang
Non Recoverable membawa konsekwensi bahwa didalam pengelolaan ODTW alam
hendaknya diperhatikan betul permasalahan daya dukung ODTW alam tersebut. Disinlah
perlunya pengelolaan yang berimbang antara tujuan ekonomi dan lingkungan alam
ODTW tersebut. Jika pengelolaanya melebihi daya dukung baik sarana maupun
jumlah pengunjung, maka akan terjadi perubahan ekosistim, akan sulit untuk
diperbaiki, bagaimanapun usaha perbaikan itu tidak akan bisa mengembalikan
kepada ekosistem yang asli. Upaya yang
ideal adalah menjaga keseimbangan ekosistem tersebut agar tidak melebihi daya
dukung lingkungan ODTW alam bersangkutan (Abdul Razak, 2008).
III.
METODOLOGI PRAKTEK
A. Waktu dan Tempat
Praktek lapang Ekonomi
Wisata Bahari dilaksanakan pada Hari Jumat – Minggu Tanggal 6 - 8 April 2012 yang bertempat
di Desa Pundata Baji,
Kecamatan Labakkang, Kabupaten Pangkep,
Sulawesi Selatan.
B. Sumber
Data
Sumber
data pada Praktek lapang Ekonomi
Wisata Bahari yaitu :
1.
Data primer, merupakan data yang diperoleh secara
langsung dilapangn melalui wawancara dan observasi (menggunakan kuisioner)
2.
Data Sekunder, merupakan data pelengkap primer,yang
diperoleh dari kelurahan setempat yang erat hubungannya dengan data primer.
C. Metode Pengambilan Data
Adapun metode pengambilan data yang digunakan
pada Praktek lapang Ekonomi Wisata Bahari yaitu
:
1. Obsevasi adalah teknik penelitian dengan melihat langsung dan kondisi
daerah sekitar.
2. Wawancara adalah teknik penelitian dengan wawancara langsung dengan
masyarakat setempat
3.
Kuisioner
adalah pedoman pertanyaan yang akan diajukan kepada informan atau responden.
IV.
HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Keadaan Umum Lokasi
Pulau nirmala atau yang lebih dikenal
dengan pulau cambacambang ini, apabila dilihat dari jauh hanya seperti gundukan
pasir yang memiliki luas wilayah ± 50 m2, yang berlokasi di kecamatan liukang tuppabiring
utara. Pulau ini di tumbuhi beberapa jenis tanaman yang sengaja ditanam oleh
pengelola seperti pohon bakau, pohon ketapang, mengkudu, bunga kamboja, pohon
kelapa, pohon kelor, dan lain-lain. Selain itu air laut disekitar pulau ini
sangat jernih, dengan keindahan biota laut seperti terumbu karang dan ikan yang
berenang bebas bisa terlihat dari sebuah dermaga yang menambah keindahan pulau
ini. Dengan batas administrasi sebagai berikut:
-
Sebelah Utara berbatasan dengan Pulau Salemo
-
Sebelah Timur berbatasan dengan Kecamatan Labakkang
-
Sebelah selatan berbatasan dengan Pulau Balang lompo
- Sebelah
Barat berbatasan dengan Pulau Karanrang
B. Sarana Dan Prasarana
Walaupun luas pulau ini Cukup kecil untuk
ukuran sebuah pulau wisata, pihak pengelola tidak begitu saja
membiarkan keindahan pulau tidak dapat dirasakan oleh pengunjung. Pengunjung
yang datang dipulau ini tidak semua berasal dari daerah pangkep tetapi banyak
yang datang dari luar daerah seperti Bone, Makassar dan lain-lain. Adapun
sarana dan prasarana yang terdapat dipulau ini adalah :
No
|
Nama
|
Jumlah
|
1
|
Bilik tempat beristirahat
|
2 unit
|
2
|
Aula
|
1 unit
|
3
|
Wisma
|
1 unit
|
4
|
Dermaga
|
1 unit
|
5
|
Karamba ikan kerapu
|
1 unit
|
Data sekunder, 2012
Sarana dan prasarana yang terdapat
dipulau nirmala adalah 2 (dua) bilik tempat istirahat, 1 (satu) aula, 1 (satu)
rumah panggung, 1 (satu) dermaga dan bagan untuk pemeliharaan bibit ikan kerapu.
C. Potensi Pulau Nirmala
Pulau
Camba-cambang merupakan salah satu pulau yang eksotis digugusan laut kabupaten
pangkep. Pulau Camba-Cambang, setiap tahunnya ramai sebagai tempat acara Je’ne Sappara’ setiap bulan
Safar tahun hijriyah. Dipulau ini pengunjung bisa mendirikan tenda bulan jika
ingin merasakan sensasi tidur di alam terbuka. Pengunjung pun dapat menikmati
keindahan pulau dari ujung dermaga dan di situ telah disiapkan sebuah gazebo
plus tempat duduk. Bangunan gazebo di ujung dermaga ini merupakan ciri khas
dari seluruh dermaga di Pangkep. Dari pulau ini, keindahan matahari terbit dan
terbenam akan bisa disaksikan dengan sama indahnya. Jika matahari terbit,
cahayanya akan mulai terlihat dari balik punggung Gunung Bulusaraung. Jika
matahari tenggelam, cahayanya akan berpendar menguning dari sela-sela puluhan
pulau yang memenuhi gugusan laut Pangkep (http://autos.okezone.com,
2008)
Berdasarkan dari observasi sangat
terlihat jelas bahwa pulau ini memiliki potensi untuk dikembangkan menjadi
salah satu objek wisata yang berlokasi
di kabupaten pangkep. Selain karena dilengkapi oleh sarana dan prasarana yang
cukup memadai, harga tiket masuk yang murah yaitu sebesar Rp.2000,- ,akses
untuk kepulau ini juga sangat mudah, hanya dengan menempuh perjalanan ± 15
menit kita bisa sampai ditempat tujuan. Untuk sarana transportasinya sendiri
juga sudah tersedia Jolloro
(Makassar: Perahu kecil yang menggunakan mesin) yang
aman untuk mengantarkan para pengunjung sampai ke pulau nirmala.
Sedangkan berdasarkan wawancara
terhadap beberapa responden, juga mengatakan hal yang sama bahwa pulau nirmala
atau yang lebih dikenal dengan pulau camba-cambang ini sangat potensial
dijadikan objek wisata. Masyarakat biasanya meramaikan pulau ini pada bulan
safar dan pengunjungnya pun bukan hanya dari sekitar daerah pangkep tetapi banyak
yang berasal dari luar pangkep.
Sangat terlihat jelas bahwa
keindahan pulau nirmala sangat berpotensi untuk dijadikan salah satu tempat
wisata karena memberi daya tarik tersendiri terhadap pegunjung dari luar daerah
maupun masyarakat sekitar pangkep walaupun belum dilengkapi oleh sarana dan prasarana
yang cukup memadai.
D. Prospek Ke Depan Pulau Nirmala
Pulau nirmala merupakan salah satu
pulau yang berlokasi dikecamatan liukang tuppabiring utara kabupaten pangkep yang
langsung dikelola oleh Pemkab Pangkep. Pulau ini masih terus dalam pembangunan
untuk melengkapi sarana dan prasarana. Melihat potensinya sekarang bukan tidak
mungkin kedepannya pulau ini bisa benar-benar menjadi objek wisata yang dapat
meningkatkan devisa kabupaten pangkep pada khususnya dan provinsi Sulawesi
selatan pada umumnya.
Pulau ini memiliki kondisi tanah
yang subur hal ini dapat dilihat dengan banyaknya tumbuhan yang terdapat
dipulau ini, bukan tidak mungkin pulau ini bisa dikembangkan menjadi wisata
agro dan ekowisata mangrove. Selain itu terdapatnya karamba ikan kerapu bisa
dikembangkan menjadi wisata kuliner dimana wisatawan bisa menangkap dan
mengolah ikan tersebut menjadi makanan yang sesuai selera seperti ikan bakar,
goreng dan lain-lain, tentunya akan
dikenakan harga yang lebih mahal dari harga umumnya bila kita memakan ikan
bakar diluar pulau ini. Sungguh begitu besar potensi yang bisa dikembangkan
dari pulau yang hanya memiliki luas wilayah 50 m2 ini.
E. Pengaruh Obyek Wisata Terhadap
Perekonomian Masyarakat Pangkep
Pariwisata seringkali dipersepsikan
sebagai mesin penggerak ekonomi atau penghasil devisa bagi pembangunan ekonomi
di suatu Negara, tanpa terkecuali di Indonesia. Namun demikian pada
kenyataannya, pariwisata memiliki spektrum fundamental pembangunan yang lebih
luas bagi suatu negara.
Seiring dengan hal di atas, menurut
IUOTO (International Union of Official Travel Organization) yang dikutip
oleh Spillane (1993), pariwisata mestinya dikembangkan oleh setiap negara
karena 8 (delapan) alasan utama seperti berikut ini:
(1). Pariwisata
sebagai faktor pemicu bagi perkembangan ekonomi nasional maupun international.
(2). Pemicu
kemakmuran melalui perkembangan komunikasi, transportasi, akomodasi, jasa-jasa
pelayanan lainnya.
(3). Perhatian
khusus terhadap pelestarian budaya, nilai-nilai sosial agar bernilai ekonomi.
(4). Pemerataan
kesejahtraan yang diakibatkan oleh adanya konsumsi wisatawan pada sebuah
destinnasi.
(5). Penghasil devisa.
(6). Pemicu perdagangan
international.
(7). Pemicu
pertumbuhan dan perkembangan lembaga pendidikan profesi pariwisata maupun
lembaga yang khusus yang membentuk jiwa hospitality yang handal dan santun, dan
(8). Pangsa
pasar bagi produk lokal sehingga aneka-ragam produk terus berkembang, seiring
dinamika sosial ekonomi pada daerah suatu destinasi.
Jika prospek yang diinginkan telah
tercapai maka dapat meningkatkan perekonomian masyarakat di
sekitar pulau karena mereka dapat mengolah atau menghasilkan
sesuatu yang memiliki nilai ekonomis untuk dijual kepada pengunjung.
V.
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Pengelolaan
Pulau nirmala sebagai salah satu wisata bahari yang ada digugusan laut
kabupaten pangkep sangat potensial untuk dikembangkan, tentu saja rencana ini bisa terealisasi dengan adanya kerjasama
antara pihak pemerintah dan masyarakat. Utamanya peranan dari pemerintah sangat
diperlukan dalam membangun dan mengembangkan objek wisata yang dapat
mengembangkan perekonomian masyarakat setempat dan menambah pendapatan daerah
sehingga pulau nirmala dapat dijadikan objek wisata yang pantas untuk
dikunjungi oleh wisatawan, baik itu wisatawan asing maupun lokal karena
keasrian tempatnya belum di eksploitasi. Selain itu perlu di tunjang dengan
sarana dan prasarana yang memadai dan akses yang mudah ke pulau tersebut
sehingga dapat menambah nilai jual dari objek wisata pulau nirmala.
B.
Saran
Adapun saran untuk pemerintah,
sebaiknya Pulau Nirmala dikelola secara profesional sehingga dapat meningkatkan
pendapatan daerah pada umumnya dan masyarakat sekitar lokasi pada khususnya.
Dimana masyarakat sekitar tetap memperhatikan kelestarian dan keasrian dari
pulau ini.
DAFTAR PUSTAKA
Abdul,Razak.
2008.https://docs.google.com/viewer/heterometrus.files.wordpress. com.2008.sifat
dan karakter odtw alam.pdf Karakteristik Tempat Wisata secara umum. diakses
pada tanggal 4 April 2012
pukul 22.10 WITA
http://carapedia.com. 2011 .pengertian definisi wisata
info.html, diakses pada tanggal 4 April 2012 pukul 22.10 WITA
http://id.wikipedia.org/wiki.2011.definisi
ekonomi, diakses pada tanggal 4 April 2012 pukul 22.10 WITA
http://id.wikipedia.org/wiki.Pariwisata
diIndonesia, diakses pada tanggal 4 April 2012 pukul 22.15 WITA
http://autos.okezone.com,
2008. Potensi pulau cambacambang. Diakses pada tanggal 4 April 2012 pukul 22.16
WITA
http://wartawarga.gunadarma.ac.id.2011.dampak-pariwisata-terhadap-perekonomian-indonesia. diakses pada
tanggal 4 April 2012
pukul 22.10 WITA
Saputro,
wahyu . 2011 http://wahyusaputro88.blogspot.compotensi-ekowisata-di-indonesia-dan.html. diakses pada
tanggal 4 April 2012
pukul 22.10 WITA
Potensi
daerah.ugm.ac.id/dataprop.2011.PotensiwisataSulawesiSelatan. diakses
pada tanggal 4 April 2012
pukul 22.10 WITA
http://www.wisatanesia.com,
2010.wisata-provinsi-sulawesi-selatan.html, diakses pada
tanggal 5 April 2012
pukul 16.00 WITA
http://id.wikipedia.org/wiki/Kabupaten
Pangkajene dan Kepulauan. diakses pada tanggal 5 April 2012 pukul 16.01 WITA
http://www.indotravelers.com,
2011. sulawesi-selatan/wisata-pangkep.html. diakses pada
tanggal 5 April 2012
pukul 16.05 WITA