Kamis, 24 Oktober 2013

POTENSI WISATA PULAU NIRMALA, PANGKEP


I. 
PENDAHULUAN


A.   Latar Belakang
Pariwisata atau turisme adalah suatu perjalanan yang dilakukan untuk rekreasi atau liburan, dan juga persiapan yang dilakukan untuk aktivitas ini. Seorang wisatawan atau turis adalah seseorang yang melakukan perjalanan paling tidak sejauh 80 km (50 mil) dari rumahnya dengan tujuan rekreasi, merupakan definisi oleh Organisasi Pariwisata Dunia. Definisi yang lebih lengkap, turisme adalah industri jasa. Mereka menangani jasa mulai dari transportasi, jasa keramahan, tempat tinggal, makanan, minuman, dan jasa bersangkutan lainnya seperti bank, asuransi, keamanan, dll. Dan juga menawarkan tempat istrihat, budaya, pelarian, petualangan, dan pengalaman baru dan berbeda lainnya (http://id.wikipedia.or.wiki, 2012)
Pariwisata di Indonesia merupakan sektor ekonomi penting di Indonesia. Pada tahun 2009, pariwisata menempati urutan ketiga dalam hal penerimaan devisa setelah komoditi minyak dan gas bumi serta minyak kelapa sawit. Berdasarkan data tahun 2010, jumlah wisatawan mancanegara yang datang ke Indonesia sebesar 7 juta lebih atau tumbuh sebesar 10,74% dibandingkan tahun sebelumnya, dan menyumbangkan devisa bagi negara sebesar 7.603,45 juta dolar Amerika Serikat. Kekayaan alam dan budaya merupakan komponen penting dalam pariwisata di Indonesia. Alam Indonesia memiliki kombinasi iklim tropis, 17.508 pulau yang 6.000 di antaranya tidak dihuni, serta garis pantai terpanjang ketiga di dunia setelah Kanada dan Uni Eropa. Indonesia juga merupakan negara kepulauan terbesar dan berpenduduk terbanyak di dunia. Pantai-pantai di Bali, tempat menyelam di Bunaken, Gunung Rinjani di Lombok, dan berbagai taman nasional di Sumatera merupakan contoh tujuan wisata alam di Indonesia. Tempat-tempat wisata itu didukung dengan warisan budaya yang kaya yang mencerminkan sejarah dan keberagaman etnis Indonesia yang dinamis dengan 719 bahasa daerah yang dituturkan di seluruh kepulauan tersebut. Candi Prambanan dan Borobudur, Toraja, Yogyakarta, Minangkabau, dan Bali merupakan contoh tujuan wisata budaya di Indonesia. Hingga 2010, terdapat 7 lokasi di Indonesia yang telah ditetapkan oleh UNESCO yang masuk dalam daftar Situs Warisan Dunia. Sementara itu, empat wakil lain juga ditetapkan UNESCO dalam Daftar Representatif Budaya Takbenda Warisan Manusia yaitu wayang, keris, batik dan angklung (http://id.wikipedia.org.wiki, 2012).
Sulawesi Selatan adalah sebuah provinsi di Indonesia yang terletak di bagian selatan Sulawesi. Ibu kotanya adalah Makassar, dahulu disebut Ujungpandang. Provinsi Sulawesi Selatan terletak di 0°12' - 8° Lintang Selatan dan 116°48' - 122°36' Bujur Timur. Luas wilayahnya 62.482,54 km². Provinsi ini berbatasan dengan Sulawesi Tengah dan Sulawesi Barat di utara, Teluk Bone dan Sulawesi Tenggara di timur, Selat Makassar di barat dan Laut Flores di selatan.
Sulawesi yang dulu dikenal dengan nama Celebes adalah sebuah pulau yang indah, luas  wilayahnya berkisar 227.000 Km2, kurang lebih sebesar Inggris & Skotlandia. Dengan semenanjung yang panjang dan sempit, menyerupai bentuk bunga anggrek, hal ini menjadikan pulau ini memiliki garis pantai yang panjang dan merupakan pulau dengan pemandangan lepas pantai dan daratan tinggi yang sangat indah (http://www.wisatanesia.com, 2010)
Kabupaten Pangkajene dan Kepulauan (dahulu bernama Pangkajene Kepulauan, biasa disingkat Pangkep) adalah salah satu kabupaten di Provinsi Sulawesi Selatan, Indonesia. Ibukotanya adalah Pangkajene. Kabupaten ini memiliki luas wilayah 1.112,29 km², tetapi setelah diadakan analisis bersama Bakosurtanal, luas wilayah tersebut direvisi menjadi 12.362,73 km2 dengan luas wilayah daratan 898,29 km2 dan wilayah laut 11.464,44 km2. http://id.wikipedia.org/wiki, 2011)
Kabupaten Pangkajene dan Kepulauan atau sering disingat menjadi Pangkep adalah salah satu kabupaten di Sulawesi Selatan yang menyimpan keanekaragaman daya tarik alam dan budaya yang patut untuk anda kunjungi, seperti matampa, Pulau Kapoposang dan lain sebagainya. Di Pangkep juga terdapat Taman Nasional Bantimurung Bulusaraung (http://www.indotravelers.com, 2012)
Melihat betapa besarnya potensi yang dimiliki oleh Indonesia untuk dikelola menjadi tujuan wisata, khususnya dalam wisata bahari, maka dirasa perlu untuk mengetahui lokasi wisata yang baik untuk dikelola menjadi objek wisata hal ini kemudian yang melatarbelakangi dilakukannya praktek lapang Ekonomi Wisata Bahari.
B.   Tujuan dan Kegunaan
Adapun tujuan dan kegunaan dari praktek lapang Ekonomi Wisata Bahari adalah sebagai bahan pertimbangan pemilihan lokasi wisata dan hasil praktek ini diharapkan dapat berguna sebagai bahan pertimbangan dan masukan kepada stakeholder baik masyarakat maupun pemerintah dalam membuat          program-program yang mendukung kemajuan ekowisata yang sesuai dengan karakteristik masyarakat sekitar.






II.  TINJAUAN PUSTAKA

A.   Definisi Ekonomi Wisata
Ekonomi merupakan salah satu ilmu sosial yang mempelajari aktivitas manusia yang berhubungan dengan produksi, distribusi, dan konsumsi terhadap barang dan jasa. Istilah ekonomi sendiri berasal dari bahasa Yunani, yaitu oikos yang berarti keluarga, rumah tangga dan nomos yang berarti peraturan, aturan, hukum. Secara garis besar, ekonomi diartikan sebagai "aturan rumah tangga" atau "manajemen rumah tangga." Sementara yang dimaksud dengan ahli ekonomi atau ekonom adalah orang menggunakan konsep ekonomi dan data dalam bekerja (http://id.wikipedia.org, 2012)
Wisata adalah kegiatan perjalanan atau sebagian dari kegiatan tersebut yang dilakukan secara sukarela serta bersifat sementara untuk menikmati obyek dan daya tarik wisata.  Kata wisata berhubungan erat dengan piknik, pariwisata, dll. Untuk sebagian orang, agenda wisata setiap tahunnya telah menjadi sebuah kebutuhan layaknya kebutuhan primer. Dasar dari pandangan ini adalah wisata digunakan sebagai penyeimbang hidup setelah sekian hari berkutat dengan pekerjaan yang memiliki jadwal yang ketat. Sehingga dengan melakukan wisata kana merecharge tubuh dan pikiran mereka menjadi segar kembali sehingga bisa bekerja dengan lebih maksimal lagi setelah itu (http://carapedia.com, 2012).
Jadi, ekowisata merupakan salah satu kegiatan pariwisata yang berwawasan lingkungan dengan mengutamakan aspek konservasi alam, aspek pemberdayaan sosial budaya ekonomi masyarakat lokal serta aspek pembelajaran dan pendidikan (http://id.wikipedia.org, 2012).



B.   Potensi Ekowisata Indonesia dan Sulawesi Selatan
Potensi wisata Indonesia cukup menjanjikan dan mengutungkan, selain tempatwisata yang sudah terkenal seperti Pulau Bali dan Lombok sebenarnya masih banyak potensi-potensi wisata lain yang dapat menghasilkan pendapatan bagi Negara contohnya wisata di daerah Istimewa Yogyakarta, wisata Bukit tinggi dan lain-lain. Karena di Indonesia memiliki keunikan kebudayaan yang bermacam-macam, keanekaragaman flora dan fauna, dan sumber daya alam yang melimpah tetapi sumber daya manusianya belum dapat melihat potensi dan menjadikan sebagai peluang usaha, Apabila semua itu dikelola dengan baik mungkin itu bisa menjadi penghasilan bagi penduduk Indonesia untuk membuka usaha di daerah dekat tempat wisata seperti perhotelan, rumah makan, tempat rekreasi keluarga yang bertema alam dan lain-lain.
Karena kita sudah mempunyai modal untuk menjadikan peluang usaha di bidang pariwisata maka diperlukan pengelolaan yang baik dan terkoordinasi, baik di semua sektor yang berkaitan dengan pengembangan wisata misal biro perjalanan, biro agro wisata dengan promosi ke domestik maupun internasional, kita juga harus mengkoordinasi dan mengembangkan lembaga swadaya masyarakat dan mengkoordinasi penduduk lokal untuk mendukung progam pengembangan wisata yang belum dikelola dengan baik untuk diperbaiki pengelolaannya sehingga mengundang minat wisatawan untuk datang ketempat wisata itu.
Dalam proses pengembangan pariwisata alam dapatmenjadi dampak positif dan dapat berdampak negatif pula, baik masalah ekonomi, social maupun lingkungan alami. Dampak positif  contohnya : menjadikan penghasilan baru bagi Negara dan menambah devisa Negara, menjadikan lapangan kerja baru bagi penduduk disekitar tempat pariwisata tersebut, mendorong pengusaha mengembangkan usahanya tetapi peran pemerintah sangat besar dalam hal ini selain melakukan kegiatan promosi wisata tetapi ikut mengelola tempat itu dengan sebaik-baiknya.
Tetapi dapat pula menjadi dampak negative terutama terhadap lingkungan alam yang terdapat flora dan faunanya, selain itu pula dapat menimbulkan kesenjangan sosial antara penduduk yang dekat dengan tempat wisata dengan penduduk yang jauh dari tempat wisata tersebut. Dan dampak tersebut perlu ditanggulangi bersama sama dengan pihak yang terkait (Saputro, 2011).
Sulawesi dikenal dengan nama Celebes adalah sebuah pulau yang indah permai dengan luas tanah 227 ribu kilometer persegi lebih kecil dibandingkan dengan gabungan daratan England dan Scotland, bentuknya mirip seperti bunga anggrek dengan jazirah-jazirah yang panjang serta pipih. Tidak ada titik daratan yang lebih dari 90 km dari pantai. Menjadikan pulau itu mempunyai garis pantai yang panjang kebanyakan daratannya tampak bergunung-gunung. Kornbinasi dari kedua wajah yang demikian itu menghamparkan berbagai pemandangan yang sungguh memesona baik di pantai demikian juga di daerah ketinggian.
Secara geografis Selat Sulawesi (Makassar) dikenal sebagai daerah batas dari garis Wallace, mengisahkan dua satuan margasatwa vang berbeda, yaitu bagian timur dan bagian barat Indonesia. Jenis flora dan fauna dari pulau ini adalah spesifik seperti kayu ebony, babi, rusa dan burung burung maleo yang berwarna warni dengan telurnya yang besar.Sekitar 30.000 tahun silam pulau ini telah dihuni oleh manusia.
Penentuan tahun dari lapisan masa silam yang tertua ditemukan di gua-gua dekat bukit kapur dekat Maros, sekitar 30 km sebelah timur laut dan Makassar sebagai ibukota Propinsi Sulawesi Selatan.
Kernungkinan lapisan budaya yang tua berupa alat batu Peeble dan flake telah dikumpulkan dari teras sungai di lembah Walanae, diantara Soppeng dan Sengkang, termasuk tulang-tulang babi raksasa dan gajah-gajah yang telah punah. Selama masa keemasan perdagangan rempah-rempah, diabad ke-15 sampai ke-19, Sulawesi Selatan berperan sebagai pintu Gerbang ke kepulauan Maluku, tanah penghasil rempah. Kerajaan Gowa dan Bone yang perkasa memainkan peranan penting tampak didalam sejarah Kawasan Timur Indonesia dimasa Ialu.Penduduk Sulawesi Selatan terdiri atas empat suku bangsa utama. Suku bangsa Toraja, Suku bangsa Makassar, Bugis dan Mandar terkenal sebagai pelaut patriotik baik dimasa perang maupun dimasa damai. Dengan perahu layar tradisionalnya mengarungi lautan kepulauan.
Kunjungan wisatawan pada tahun 1997-1998 meskipun mengalami penurunan yang cukup drastis akibat faktor instabilitas politik dan keamanan, namun pada periode 2000-2001 kunjungan wisatawan mancanegara telah mengalami kenaikan secara signifikan sebesar 13,4 % dengan lama tinggal    rata -rata lima sampai enam hari (https://docs.google.com, 2012).
C.   Konsep Pengelolaan Ekowisata
Ekowisata harus dibedakan dari wisata alam. Wisata alam, atau berbasis alam, mencakup setiap jenis wisata-wisata massal, wisata pertualangan, ekowisata yang memanfaatkan sumber daya alam dalam bentuk yang masih lain dan alami, termasuk spesies, habitat, bentangan alam, pemandangan dan kehidupan air laut dan air tawar. Wisata alam adalah perjalanan wisata yang bertujuan untuk menikmati kehidupan liar atau daerah alami yang belum dikembangkan. Wisata alam mencakup banyak kegiatan, dari kegiatan menikmati pemandangan dan kehidupan liar yang relatif pasif, sampai kegiatan fisik seperti wisata petualangan yang sering mengandung resiko.
Ekowisata menuntut persyaratan tambahan bagi pelestarian alam. Dengan demikian ekowisata adalah “Wisata alam berdampak ringan yang menyebabkan terpeliharanya spesies dan habitatnya secara langsung dengan peranannya dalam pelestarian dan atau secara tidak langsung dengan memberikan pandangan kepada masyarakat setempat, untuk membuat masyarakat setempat dapat menaruh nilai, dan melindungi wisata alam dan kehidupan lainnya sebagai sumber pendapatan (Goodwin,1997).
Berbeda dengan wisata pada umumnya, ekowisata merupakan kegiatan wisata yang menarik perhatian besar terhadap kelestarian sumber daya alam dan lingkungan sebagai salah satu isu utama dalam kehidupan manusia, baik secara ekonomi, social maupun politik. Hal ini akan terus berlangsung, terutama didorong oleh dua aspek, yaitu: (1) ketergantungan manusia terhadap sumber daya alam dan lingkungannya makin tinggi, (2) keberpihakan masyarakat kepada lingkungan makin meningkat. Pendekatan aspek yang pertama adalah menyangkut kemampuan dan kebutuhan manusia dimasa mendatang akan keberadaan sumber daya dan lingkungan makin tinggi, sedangkan aspek kedua berkaitan dengan meningkatnya tekanan masyarakat nasional maupun internasional, perlunya perlindungan lingkungan. Bentuk tekanan tersebut seringkali dikaitkan dengan berbagai kepentingan yang sangat mendasar seperti ekonomi, sosial, politik sehingga proses tarik menarik makin kompleks. Kondisi tersebut telah mendorong lahirnya berbagai kebijakan yang mengharuskan berbagai komponen untuk secara bersama-sama melakukan berbagai perlindungan terhadap sumber daya dan lingkungan dalam bentuk kerjasama yang integratif.
Dari pengetahuan terhadap motivasi ekowisata, maka prinsip utama ekowisata menurut Choy (1998), adalah meliputi :
1. Lingkungan ekowisata haru bertumpu pada lingkungan alam dan budaya yang relatif belum tercemar atau terganggu
2. Masyarakat ekowisata harus dapat memberikan manfaat ekologi, sosial, dan ekonomi langsung kepada masyarakat setempat
3. Pendidikan dan pengalaman ekowisata harus dapat meningkatkan pemahaman akan lingkungan alam dan budaya yang terkait, sambil berolah pengalaman yang mengesankan
4. Keberlanjutan ekowisata harus dapat memberikan sumbangan positif bagi keberlanjutan ekologi dan lingkungan tempat kegiatan, tidak merusak, tidak menurunkan mutu, baik jangka pendek dan jangka panjang
5. Manajemen ekowisata harus dapat dikelola dengan cara yang bersifat menjamin daya hidup jangka panjang bagi lingkungan alam dan budaya yang terkait di daerah tempat kegiatan ekowisata, sambil menerapkan cara mengelola yang terbaik untuk menjamin kelangsungan hidup ekonominya.
Beberapa karakteristik ekowisata yang membedakannya dengan wisata massal/konvensional. Pertama, kegiatan wisata, berkaitan dengan konservasi keterkaitan dengan beberapa prinsip pengembangan ekowisata lingkungan. Meskipun motif ekowisata memiliki didalamnya terkandung makna untuk turut serta melestarikan ekonomi lingkungan. Bilamana wisatawan memiliki keterlibatan langsung dalam pelestarian lingkungan, diharapkan kesadaran memudahkan wisatawan untuk terlibat dalam berbagai upaya pelestarian/konservasi. Akan keberadaan sumber daya dan lingkungan. Kedua, usaha pariwisata tidak hanya menyiapkan sekedar atraksi wisata, akan tetapi menawarkan pula peluang untuk menghargai lingkungan secara berkesinambungan. Ketiga, usaha pariwisata memiliki tanggung jawab ekonomi dalam pelestarian lingkungan hijau yang dikunjungi dan dinikmati wisatawan melalui berbagai kegiatan yang dapat menghasilkan pendapatan yang dapat dikembalikan bagi kepentingan konservasi lingkungan lingkungan yang berkelanjutan yang dapat dinikmati oleh para pecinta dan pemelihara lingkungan berikutnya. Dan kunjungan wisatawan untuk pengembangan. Keempat, usaha pariwisata yang lebih banyak menggunakan sarana transportasi lokal, sarana akomodasi lokal, yang dikelola masyarakat setempat dan membedakan kehidupan masyarakat setempat dalam menumbuhkan pendapatan masyarakat dari berbagai kegiatan yang diakibatkan oleh kegiatan wisatawan dilokasi ekowisata yang dikunjunginya dan berdampak kepada tumbuhnya inovasi, kreativitas masyarakat dalam menggali berbagai kegiatan positif yang menunjang terhadap interaksi lingkungan. Bilamana terdapat interaksi positif antara inovasi dan kreativitas masyarakat dengan wisatawan-eko, diharapkan terdapat saling pengertian terhadap apa yang boleh dilakukan wisatawan atau apa yang harus dibatasi oleh masyarakat terhadap potensi sumber daya yang dijadikan dasar pengembangan ekowisata dan dasar pengembangan inovasi kreativitas masyarakat untuk mendorong pertumbuhan ekowisata di daerahnya (https://docs.google.com, 2012)
D.   Pengaruh Pariwisata Terhadap Kemajuan Ekonomi
Pariwisata menjadi suatu kegiatan yang cukup mendapat perhatian dari pemerintah karena dampaknya terhadap perekonomian nasional. Dengan kedatangan wisatawan ke suatu daerah tujuan wisata, terutama wisatawan mancanegara, maka diharapkan akan mendatangkan devisa bagi DTW tersebut.
Seperti kita ketahui, penerimaan devisa negara dari sektor minyak bumi dan gas akhir-akhir ini terus menurun, bahkan diperkirakan tahun 2012, karena keterbatasan teknologi, komoditi migas secara ekonomis dianggap tidak akan efisien lagi sebagai penghasil devisa negara. Di sisi lain, ketahanan daya saing ekspor non-migas juga tidak dapat diandalkan karena cara berproduksi masih didominasi oleh teknologi rendah, sehingga kualitas produk yang dihasilkan tidak mampu bersaing di pasar global. Investor asing tidak berminat menanamkan modalnya di Indonesia, selain karena keamanan yang labil, terlalu banyak pungli (pungutan liar) untuk memulai suatu bisnis di Indonesia. Kenaikan upah buruh yang terus meningkat mengakibatkan harga produk tidak kuat bersaing di pasar internasional.
Berdasarkan hal di atas, maka pemerintah harus mencari alternatif sektor ekonomi yang dianggap pas untuk mengatasi persoalan tersebut. Salah satu sektor ekonomi yang dianggap cukup perspektif adalah sektor pariwisata. sektor ini diyakini tidak hanya sekadar mampu menjadi sektor andalan dalam usaha meningkatkan perolehan devisa untuk pembangunan, tetapi juga mampu mengentaskan kemiskinan. Dilihat dari kacamata ekonomi makro, jelas pariwisata memberikan dampak positif, antara lain :
1.  Dapat menciptakan kesempatan berusaha. Dengan datangnya wisatawan, perlu pelayanan untuk menyediakan kebutuhan (need), keinginan (want), dan harapan (expectation) wisatawan.
2.    Dapat meningkatkan kesempatan kerja. Dengan dibangunnya hotel atau restoran, akan diperlukan tenaga kerja/ karyawan yang cukup banyak.
3.    Dapat meningkatkan pendapatan sekaligus memercepat pemerataan pendapatan masyarakat. Sebagai akibat multiplier effect yang terjadi dari pengeluaran wisatawan yang relatif cukup besar.
4.    Dapat meningkatkan penerimaan pajak pemerintah dan retribusi daerah. Setiap wisatawan berbelanja selalu dikenakan pajak sebesar 10% sesuai Peraturan pemerintah yang berlaku.
5.    Dapat meningkatkan pendapatan nasional atau Gross Domestic Bruto (GDB) (Gunadarma University, 2011).


E.    Karakteristik Tempat Wisata
Menurut Fandeli (1999), dalam Fandeli (2000), sifat dan karakter kepariwisataan alam  terkait dengan Objek danDaya Tarik Wisata (ODTW) Alam antara lain ;
1.In Situ : Objek dan Daya Tarik Wisata (ODTW) Alam hanya dapat dinikmati secara utuh dan sempurna di ekosistemnya. Pemindahan objek ke ex situ akan menyebabkan terjadinya perubahan objek dan atraksinya. Pada umumnya wisatawan kurang puas apabila tidak mendapatkan sesuatu secara utuh dan apa adanya.
2. Perishable ; suatu gejala atau proses ekosistem hanya terjadi pada waktu tertentu. Gejala atau proses alam ini berulang dalam kurun waktu tertentu, kadang siklusnya beberapa tahun bahkan ada puluhan tahun atau ratusan tahun. ODTW alam yang demikian ; ODTW alam hanya dapat dinikmati secara utuh dan membutuhkan pengkajian dan pencermatan secara mendalam untuk dipasarkan.
3. Non Recoverable ; suatu ekosistem alam mempunyai sifat dan perilaku pemulihan yang tidak sama. Pemulihan secara alami sangat tergantung dari faktor dalam (genotype) dan faktor luar (phenotype). Pemulihan secara alami terjadi dalam waktu panjang, bahkan ada sesuatu objek yang hampir tak terpulihkan, bila ada perubahan. Untuk mempercepat pemulihan biasanya dibutuhkan tenaga dan dana yang sangat besar, apabila upaya ini berhasil tetapi tidak akan sama dengan kondisi semula.
4. Non Substitutable ; didalam suatu daerah atau mungkin kawasan terdapat banyak objek alam, jarang sekali yang memiliki kemiripan yang sama. Pengelolaaan ODTW alam dengan sifat dak karakter In Situ, cenderung memiliki daya tarik tersendiri. ODTW alam ini biasanya mempunyai keterikatan yang kuat dengan habitat (ekosistem asli). Kita dapat melihat Onta di kebun binatang “Gembira Loka” Yogyakarta, namun kita akan merasa lebih puas jika datang ke habitatnya di benua Afrika. Kita akan merasa lebih puas melihat gadjah seperti di Suaka Marga Satwa “Tesso Nilo. Provinsi Riau. Karena selain atraksi juga ekosistem alami juga dapat kita nikmati.
Pengelolaan dengan pendekatan ekosistem inilah sebenarnya yang perlu dilakukan dalam rangka pelestarian sifat ODTW alam secara In Situ. Muntahan lahar dan awan panas dari kawah gunung Merapi di tahun 2006 sampai 2007 merupakan momen yang menarik juga untuk dijadikan ODTW alam. Momen ini jarang terjadi dan dalam kurun waktu yang lama. Terlepas dari fenomena tersebut merupakan suatu bencana alam, namun tantangan bagi kita untuk mengemasnya sehingga memberikan nilai kemanfaatan terhadap sifat ODTW alam yang Perisable ini. Sifat dan karakter ODTW alam yang Non Recoverable membawa konsekwensi bahwa didalam pengelolaan ODTW alam hendaknya diperhatikan betul permasalahan daya dukung ODTW alam tersebut. Disinlah perlunya pengelolaan yang berimbang antara tujuan ekonomi dan lingkungan alam ODTW tersebut. Jika pengelolaanya melebihi daya dukung baik sarana maupun jumlah pengunjung, maka akan terjadi perubahan ekosistim, akan sulit untuk diperbaiki, bagaimanapun usaha perbaikan itu tidak akan bisa mengembalikan kepada ekosistem yang asli.  Upaya yang ideal adalah menjaga keseimbangan ekosistem tersebut agar tidak melebihi daya dukung lingkungan ODTW alam bersangkutan (Abdul Razak, 2008).






III.   METODOLOGI  PRAKTEK
A.  Waktu dan Tempat
Praktek lapang  Ekonomi Wisata Bahari dilaksanakan pada Hari Jumat – Minggu Tanggal 6 - 8 April 2012 yang bertempat di Desa Pundata Baji, Kecamatan Labakkang, Kabupaten Pangkep, Sulawesi Selatan.
B.  Sumber Data
Sumber data pada Praktek lapang Ekonomi Wisata Bahari yaitu :
1.   Data primer, merupakan data yang diperoleh secara langsung dilapangn melalui wawancara dan observasi (menggunakan kuisioner)
2.   Data Sekunder, merupakan data pelengkap primer,yang diperoleh dari kelurahan setempat yang erat hubungannya dengan data primer.
C.  Metode Pengambilan Data
Adapun metode pengambilan data yang digunakan pada Praktek lapang Ekonomi Wisata Bahari yaitu :
1.    Obsevasi adalah teknik penelitian dengan melihat langsung dan kondisi daerah sekitar.
2.    Wawancara adalah teknik penelitian dengan wawancara langsung dengan masyarakat setempat
3.    Kuisioner adalah pedoman pertanyaan yang akan diajukan kepada informan atau responden.





IV.  HASIL DAN PEMBAHASAN

A.   Keadaan Umum Lokasi
Pulau nirmala atau yang lebih dikenal dengan pulau cambacambang ini, apabila dilihat dari jauh hanya seperti gundukan pasir yang memiliki luas wilayah ± 50 m2,  yang berlokasi di kecamatan liukang tuppabiring utara. Pulau ini di tumbuhi beberapa jenis tanaman yang sengaja ditanam oleh pengelola seperti pohon bakau, pohon ketapang, mengkudu, bunga kamboja, pohon kelapa, pohon kelor, dan lain-lain. Selain itu air laut disekitar pulau ini sangat jernih, dengan keindahan biota laut seperti terumbu karang dan ikan yang berenang bebas bisa terlihat dari sebuah dermaga yang menambah keindahan pulau ini. Dengan batas administrasi sebagai berikut:
- Sebelah Utara berbatasan dengan Pulau Salemo
- Sebelah Timur berbatasan dengan Kecamatan Labakkang
- Sebelah selatan berbatasan dengan Pulau Balang lompo
- Sebelah Barat berbatasan dengan Pulau Karanrang
B.   Sarana Dan Prasarana
Walaupun luas pulau ini Cukup kecil untuk ukuran sebuah pulau wisata, pihak pengelola tidak begitu saja membiarkan keindahan pulau tidak dapat dirasakan oleh pengunjung. Pengunjung yang datang dipulau ini tidak semua berasal dari daerah pangkep tetapi banyak yang datang dari luar daerah seperti Bone, Makassar dan lain-lain. Adapun sarana dan prasarana yang terdapat dipulau ini adalah :
No
Nama
Jumlah
1
Bilik tempat beristirahat
2 unit
2
Aula
1 unit
3
Wisma
1 unit
4
Dermaga
1 unit
5
Karamba ikan kerapu
1 unit
Data sekunder, 2012
Sarana dan prasarana yang terdapat dipulau nirmala adalah 2 (dua) bilik tempat istirahat, 1 (satu) aula, 1 (satu) rumah panggung, 1 (satu) dermaga dan bagan untuk pemeliharaan bibit ikan kerapu.
C.   Potensi Pulau Nirmala
Pulau Camba-cambang merupakan salah satu pulau yang eksotis digugusan laut kabupaten pangkep. Pulau Camba-Cambang, setiap tahunnya ramai sebagai  tempat acara Je’ne Sappara’ setiap bulan Safar tahun hijriyah. Dipulau ini pengunjung bisa mendirikan tenda bulan jika ingin merasakan sensasi tidur di alam terbuka. Pengunjung pun dapat menikmati keindahan pulau dari ujung dermaga dan di situ telah disiapkan sebuah gazebo plus tempat duduk. Bangunan gazebo di ujung dermaga ini merupakan ciri khas dari seluruh dermaga di Pangkep. Dari pulau ini, keindahan matahari terbit dan terbenam akan bisa disaksikan dengan sama indahnya. Jika matahari terbit, cahayanya akan mulai terlihat dari balik punggung Gunung Bulusaraung. Jika matahari tenggelam, cahayanya akan berpendar menguning dari sela-sela puluhan pulau yang memenuhi gugusan laut Pangkep (http://autos.okezone.com, 2008)
Berdasarkan dari observasi sangat terlihat jelas bahwa pulau ini memiliki potensi untuk dikembangkan menjadi salah satu objek wisata  yang berlokasi di kabupaten pangkep. Selain karena dilengkapi oleh sarana dan prasarana yang cukup memadai, harga tiket masuk yang murah yaitu sebesar Rp.2000,- ,akses untuk kepulau ini juga sangat mudah, hanya dengan menempuh perjalanan ± 15 menit kita bisa sampai ditempat tujuan. Untuk sarana transportasinya sendiri juga sudah tersedia Jolloro (Makassar: Perahu kecil yang menggunakan mesin) yang aman untuk mengantarkan para pengunjung sampai ke pulau nirmala.
Sedangkan berdasarkan wawancara terhadap beberapa responden, juga mengatakan hal yang sama bahwa pulau nirmala atau yang lebih dikenal dengan pulau camba-cambang ini sangat potensial dijadikan objek wisata. Masyarakat biasanya meramaikan pulau ini pada bulan safar dan pengunjungnya pun bukan hanya dari sekitar daerah pangkep tetapi banyak yang berasal dari luar pangkep.
Sangat terlihat jelas bahwa keindahan pulau nirmala sangat berpotensi untuk dijadikan salah satu tempat wisata karena memberi daya tarik tersendiri terhadap pegunjung dari luar daerah maupun masyarakat sekitar pangkep walaupun belum dilengkapi oleh sarana dan prasarana yang cukup memadai.
D.   Prospek Ke Depan Pulau Nirmala
Pulau nirmala merupakan salah satu pulau yang berlokasi dikecamatan liukang tuppabiring utara kabupaten pangkep yang langsung dikelola oleh Pemkab Pangkep. Pulau ini masih terus dalam pembangunan untuk melengkapi sarana dan prasarana. Melihat potensinya sekarang bukan tidak mungkin kedepannya pulau ini bisa benar-benar menjadi objek wisata yang dapat meningkatkan devisa kabupaten pangkep pada khususnya dan provinsi Sulawesi selatan pada umumnya.
Pulau ini memiliki kondisi tanah yang subur hal ini dapat dilihat dengan banyaknya tumbuhan yang terdapat dipulau ini, bukan tidak mungkin pulau ini bisa dikembangkan menjadi wisata agro dan ekowisata mangrove. Selain itu terdapatnya karamba ikan kerapu bisa dikembangkan menjadi wisata kuliner dimana wisatawan bisa menangkap dan mengolah ikan tersebut menjadi makanan yang sesuai selera seperti ikan bakar, goreng  dan lain-lain, tentunya akan dikenakan harga yang lebih mahal dari harga umumnya bila kita memakan ikan bakar diluar pulau ini. Sungguh begitu besar potensi yang bisa dikembangkan dari pulau yang hanya memiliki luas wilayah 50 m2 ini.
E.    Pengaruh Obyek Wisata Terhadap Perekonomian Masyarakat Pangkep
Pariwisata seringkali dipersepsikan sebagai mesin penggerak ekonomi atau penghasil devisa bagi pembangunan ekonomi di suatu Negara, tanpa terkecuali di Indonesia. Namun demikian pada kenyataannya, pariwisata memiliki spektrum fundamental pembangunan yang lebih luas bagi suatu negara.
Seiring dengan hal di atas, menurut IUOTO (International Union of Official Travel Organization) yang dikutip oleh Spillane (1993), pariwisata mestinya dikembangkan oleh setiap negara karena 8 (delapan) alasan utama seperti berikut ini:
(1). Pariwisata sebagai faktor pemicu bagi perkembangan ekonomi nasional maupun international.
(2). Pemicu kemakmuran melalui perkembangan komunikasi, transportasi, akomodasi, jasa-jasa pelayanan lainnya.
(3). Perhatian khusus terhadap pelestarian budaya, nilai-nilai sosial agar bernilai ekonomi.
(4). Pemerataan kesejahtraan yang diakibatkan oleh adanya konsumsi wisatawan pada sebuah destinnasi.
(5). Penghasil devisa.
(6). Pemicu perdagangan international.
(7). Pemicu pertumbuhan dan perkembangan lembaga pendidikan profesi pariwisata maupun lembaga yang khusus yang membentuk jiwa hospitality yang handal dan santun, dan
(8). Pangsa pasar bagi produk lokal sehingga aneka-ragam produk terus berkembang, seiring dinamika sosial ekonomi pada daerah suatu destinasi.
Jika prospek yang diinginkan telah tercapai maka dapat meningkatkan perekonomian  masyarakat di sekitar pulau karena mereka dapat mengolah atau menghasilkan sesuatu yang memiliki nilai ekonomis untuk dijual kepada pengunjung.






















V.    PENUTUP

A. Kesimpulan
               Pengelolaan Pulau nirmala sebagai salah satu wisata bahari yang ada digugusan laut kabupaten pangkep sangat potensial untuk dikembangkan, tentu saja rencana  ini bisa terealisasi dengan adanya kerjasama antara pihak pemerintah dan masyarakat. Utamanya peranan dari pemerintah sangat diperlukan dalam membangun dan mengembangkan objek wisata yang dapat mengembangkan perekonomian masyarakat setempat dan menambah pendapatan daerah sehingga pulau nirmala dapat dijadikan objek wisata yang pantas untuk dikunjungi oleh wisatawan, baik itu wisatawan asing maupun lokal karena keasrian tempatnya belum di eksploitasi. Selain itu perlu di tunjang dengan sarana dan prasarana yang memadai dan akses yang mudah ke pulau tersebut sehingga dapat menambah nilai jual dari objek wisata pulau nirmala.
B.  Saran
            Adapun saran untuk pemerintah, sebaiknya Pulau Nirmala dikelola secara profesional sehingga dapat meningkatkan pendapatan daerah pada umumnya dan masyarakat sekitar lokasi pada khususnya. Dimana masyarakat sekitar tetap memperhatikan kelestarian dan keasrian dari pulau ini.







DAFTAR PUSTAKA

Abdul,Razak. 2008.https://docs.google.com/viewer/heterometrus.files.wordpress. com.2008.sifat dan karakter odtw alam.pdf Karakteristik Tempat Wisata secara umum. diakses pada tanggal 4 April 2012 pukul 22.10 WITA

http://carapedia.com. 2011 .pengertian definisi wisata info.html, diakses pada tanggal 4 April 2012 pukul 22.10 WITA


http://id.wikipedia.org/wiki.2011.definisi ekonomi, diakses pada tanggal 4 April 2012 pukul 22.10 WITA

http://id.wikipedia.org/wiki.2011. definisi ekowisata, diakses pada tanggal 4 April 2012 pukul 22.10 WITA

http://id.wikipedia.org/wiki.Pariwisata diIndonesia, diakses pada tanggal 4 April 2012 pukul 22.15 WITA

http://autos.okezone.com, 2008. Potensi pulau cambacambang. Diakses pada tanggal 4 April 2012 pukul 22.16 WITA

http://wartawarga.gunadarma.ac.id.2011.dampak-pariwisata-terhadap-perekonomian-indonesia. diakses pada tanggal 4 April 2012 pukul 22.10 WITA

http://id.wikipedia.org/wiki/.2011.definisi pariwisata, diakses pada tanggal 4 April 2012 pukul 22.10 WITA

Saputro, wahyu . 2011 http://wahyusaputro88.blogspot.compotensi-ekowisata-di-indonesia-dan.html. diakses pada tanggal 4 April 2012 pukul 22.10 WITA

Potensi daerah.ugm.ac.id/dataprop.2011.PotensiwisataSulawesiSelatan. diakses pada tanggal 4 April 2012 pukul 22.10 WITA

http://www.wisatanesia.com, 2010.wisata-provinsi-sulawesi-selatan.html, diakses pada tanggal 5 April 2012 pukul 16.00 WITA

http://id.wikipedia.org/wiki/Kabupaten Pangkajene dan Kepulauan. diakses pada tanggal 5 April 2012 pukul 16.01 WITA

http://www.indotravelers.com, 2011. sulawesi-selatan/wisata-pangkep.html. diakses pada tanggal 5 April 2012 pukul 16.05 WITA




Tidak ada komentar:

Posting Komentar

BARANG LOMPO

Mari kita sedikit membahas tentang pulau yang sangat terkenal dimahasiswa perikanan yang ada dimakassar       Pulau Barrang Lompo  terma...