Kamis, 24 Oktober 2013

MINAPOLITAN


MINAPOLITAN
A.Pengertian minapolitam
            Minapolitan adalah konsep pembangunan kelautan dan perikanan berbasis wilayah dengan pendekatan sistem dan manajemen kawasan dengan prinsip : integrasi, efisiensi, kualitas dan akselerasi.jadi bisa dikatakan bahwa minapoitan adalah suatu kegiatan peningkatan perikanan yang teratur. Minapolitan merupakan kerangka berpikir dalam pengembangan agribisnis berbasis perikanan di suatu daerah. Minapolitan adalah wilayah yang berisi sistem agribisnis berbasis perikanan dengan penggeraknya usaha agribisnis/
            Kawasan Minapolitan adalah kawasan ekonomi yang terdiri dari sentra-sentra produksi dan perdagangan komoditas kelautan dan perikanan, jasa, perumahan dan kegiatan terkait lainnya.
B.Subsistem pengembangan menopolitan yang berbasis perikanan
            Pengembangan minapolitan tetap mencakup pengembangan keempat subsistem dari sistem dan usaha agribisnis berbasis perikanan.
  1. Subsistem agribisnis hulu (up-stream agribusiness) perikanan, yakni kegiatan yang menghasilkan sarana produksi bagi usaha penangkapan dan budidaya ikan seperti usaha mesin dan peralatan tangkap dan budidaya.
  2. Subsistem usaha penangkapan dan budidaya (on-farm agribusiness), seperti usaha penangkapan ikan, budidaya udang, rumput laut, dan ikan laut, serta budidaya ikan air tawar.
  3. Subsistem agribisnis hilir (down-stream agribusiness) perikanan, yakni industri yang mengolah hasil perikanan beserta perdagangannya.
  4. Subsistem jasa penunjang (supporting agribusiness) yakni kegiatan-kegiatan yang menyediakan jasa, seperti perkreditan, asuransi, transportasi, infrastruktur pelabuhan kapal ikan, pendidikan dan penyuluhan perikanan, penelitian dan pengembangan serta kebijakan pemerintah daerah.
  5. Subsistem  harus dikembangkan secara simultan dan harmonis.
C. Tujuan menopolitan
            Dalam menopolitan terdapat beberapa tujuan yaitu:
  1. Meningkatkan produksi, produktivitas dan kualitas
  2. Meningkatkan pendapatan nelayan, pembudidaya dan pengolah ikan yang adil dan merata
  3. Mengembangkan kawasan minapolitan sebagai pusat pertumbuhan ekonomi di daerah
Secara umum menpolitan bertujuan untuk peningkatan,kesejahteraan masyarakat,dan peningkatan ekonomi.


D.Karakteristik menopolitan
            Dalam menopolitan terdapat beberapa karakteristik,yaitu:
  1. Terdiri dari sentra-sentra produksi dan pemasaran berbasis perikanan dan mempunyai multiflier effect tinggi terhadap perekonomian disekitarnya.
  2. Mempunyai keanekaragaman kegiatan ekonomi,produksi,perdagangan,jasa pelayanan,kesehatan dan sosial yang saling terkait.
  3. Mempunyai sarana dan prasarana memadai sebagai pendukung keanekaragaman aktifitas ekonomi sebagai layaknya sebuah kota.
E.Persyaratan menopolitan
            Dalam wilayah yang bisa dilakukan peningkatan perikan/menoplitan terdapat syarat yang harus dipenuhi yaitu:
  1. Komitmen Daerah : ditetapkan Bupati/Walikota sesuai Renstra
  2. Komoditas Unggulan : seperti udang,patin, rumput laut dan lainnya.
  3. Letak Geografis : Lokasi strategis dan secara alami sesuai
  4. Sistem dan Mata Rantai Produksi Hulu dan Hilir : Keberadaan sentra produksi yang aktif seperti lahan budidaya dan pelabuhan perikanan
  5. Kelayakan Lingkungan : Tidak merusak lingkungan.
F. Konsep pengembangan kawasan minapolitan
            Berdasarkan issue dan permasalahan pembangunan perdesaan yang terjadi, pengembangan kawasan minapolitan merupakan alternative solusi untuk pengembangan wilayah (perdesaan). Kawasan minapolitan disini diartikan sebagai sistem fungsional desa-desa yang ditunjukkan dari adanya hirarki keruangan desa yakni dengan adanya pusat minapolitan dan desa-desa disekitarnya membentuk kawasan minapolitan. Disamping itu, kawsan minapolitan ini juga dicirikan dengan kawasan perikanan yang tumbuh dan berkembang karena berjalannya sistem dan usaha minabisnis dipusat minapolitan yang diharapkan dapat melayani dan mendorong kegiatan-kegiatan pembangun perikanan (minabisnis) diwilayah sekitarnya
Dalam pengembangannya, kawasan tersebut tidak bisa terlepas dari pengembangan sistem pusat-pusat kegiatan nasional (RTRWN) dan sistem pusat kegiatan pada tingkat propinsi (RTRW Propinsi) dan Kabupaten (RTRW Kabupaten). Hal ini disebabkan, rencana tata ruang wilayah merupakan kesepakatan bersama tentang pengaturan ruang wilayah. Terkait dengan Rencana Tata Ruang Wilayah Nasional (RTRWN), maka pengembangan kawasan minapolitan harus mendukung pengembangan kawasan andalan. Dengan demikian, tujuan pembangunan nasional dapat diwujudkan.
Disamping itu pentingnya pengembangan kawasan minapolitan di Indonesia diindikasikan oleh ketersediaan lahan perikanan dan tenaga kerja yang murah, telah terbentuknya kemampuan (skill) dan pengetahuan (knowledge) di sebagian besar pembudidaya, jaringan (network) terhadap sektor hulu dan hilir yang sudah terjadi, dan kesiapan pranata (institusi). Kondisi ini menjadikan suatu keuntungan kompetitif (competitive advantage) Indonesia dibandingkan denga negara lain karena kondisi ini sangat sulit untuk ditiru (coping) (Porter, 1998). Lebih jauh lagi, mengingat pengembangan kawasan minapolitan ini menggunakan potensi local, maka konsep ini sangat mendukung perlindungan dan pengembangan budaya social local (local social culture).
Secara lebih luas, pengembangan kawasan minapolitan diharapkan dapat mendukung terjadinya sistem kota-kota yang terintegrasi. Hal ini ditunjukkan dengan keterkaitan antar kota dalam bentuk pergerakan barang, modal dan manusia. Melalui dukungan sistem infrastruktur transportasi yang memadai, keterkaitan antar kawasan minapolitan dan pasar dapat dilaksanakan. Dengan demikian, perkembangan kota yang serasi, seimbang, dan terintegrasi dapat terwujud.
Dalam rangka pengembangan kawasan minapolitan secara terintegrasi, perlu disusun masterplan pengembangan kawasan minapolitan yang akan menjadi cuan penyusunan program pengembangan. Adapun muatan yang terkandung didalamnya adalah:
1. Penetapan pusat minapolitan yang berfungsi sebagai (Douglas 1986):
  1. Pusat perdagangan dan transportasi perikanan (aquacultural trade/transport center).
  2. Penyedia jasa pendukung perikanan (aquacultural support services).
  3. Pasar konsumen produk non-perikanan (non aquacultural consumers market).
  4. Pusat industry perikanan (aqua based industry).
  5. Penyedia pekerjaan non perikanan (non-aquacultural employment).
  6. Pusat minapolitan dan hinterlandnya terkait dengan sistem permukiman nasional, propinsi, dan kabupaten (RTRW Propinsi/Kabupaten).

2. Penetapan unit-unit kawasan pengembangan yang berfungsi sebagai (Douglas, 1986):
  1. Pusat produksi perikanan (aquacultural production).
  2. Intensifikasi perikanan (aquacultural intensification).
  3. Pusat pendapatan perdesaan da permintaan untuk barang-barang dan jasa non-perikanan (rural income and demand for non-aquacultural goods and services).
  4. Produksi ikan siap jual dan diversifikasi perikanan (cash fish production and aquacultural diversification).
3. Penetapan sektor unggulan:
  1. Merupakan sektor unggulan yang sudah berkembang dan didukung oleh sektor hilirnya.
  2. Kegiatan minabisnis yang banyak melibatkan pelaku dan masyarakat yang paling besar (sesuai dengan kearifan local).
  3. Mempunyai skala ekonomi yang memungkinkan untuk dikembangkan dengan orientasi ekspor.
4. Dukungan sistem infrastruktur
Dukungan infrastruktur yang membentuk struktur ruang yang mendukung pengembangan kawasan minapolitan diantaranya: jaringan jalan, irigasi, sumber-sumber air, dan jaringan utilitas (listrik dan telekomunikasi).
5. Dukungan sistem kelembagaan.
  1. Dukungan kelembagaan pengelola pengembangan kawasan minapolitan yang merupakan bagian dari pemerintah daerah dengan fasilitasi pemerintah pusat.
  2. Pengembangan sistem kelembagaan insentif dan disinsentif pengembangan kawasan minapolitan.
Melalui keterkaitan tersebut, pusat minapolitan dan kawasan produksi perikanan berinteraksi satu sama lain secara menguntungkan. Dengan adanya pola interaksi ini diharapkan untuk meningkatkan niali tambah (value added) produksi kawasan minapolitan sehingga pembangunan perdesaan dapat dipacu dan migrasi desa-kota yang terjadi dapat dikendalikan



Tugas
SOSIOLOGI INDUSTRI
MINAPOLITAN
Description: D:\Wallpaper\Unhas.jpg

                NAMA  :ANDI MASYKUR ISHAQ
                NIM      :L24109004
                PRODI   :SOSIAL EKONOMI PERIKANAN


PROGRAM STUDI SOSIAL EKONOMI PERIKANAN
JURURUSAN PERIKANAN
FAKULITAS ILMU KELAUTAN DAN PERIKANAN
UNIVERSITAS PERIKANAN
MAKASSAR
2011



Tidak ada komentar:

Posting Komentar

BARANG LOMPO

Mari kita sedikit membahas tentang pulau yang sangat terkenal dimahasiswa perikanan yang ada dimakassar       Pulau Barrang Lompo  terma...