Minggu, 24 Februari 2013

HASIL TINJAUAN DIPULAU KODING ARENG


I. PENDAHULUAN
A.     Latar Belakang
Indonesia sebagai negara kepulauan yang terdiri dari 13.667 pulau terletak di antara Samudera Pasifik dan Hindia. Keadaan beriklim tropis menjadikan Indonesia sebagai salah satu negara Asia Tenggara yang memiliki ekosistem pantai yang sangat produktif di dunia dan sangat sesuai bagi usaha budidaya air payau dan pemanfaatan hasil laut lainnya. Kekayaan sumber daya alam memberikan status bagi Indonesia sebagai produsen budidaya perairan maupun potensi pengembangannya secara alamiah,jadi apabila laut Indonesia dapat dikelola dengan baik  terutama dibidang ekonomi maka Indonesia akan dipandang oleh dunia. (Lampe, 2008). 
Sebagai suatu negara maritim dan kepulauan terbesar di dunia dengan jumlah pulau sekitar 17.500 pulau, Indonesia memiliki rentang wilayah pantai yang panjang yaitu sekitar 81.000 km garis pantai serta wilayah laut yang sangat luas yaitu 5,8 km2atau ¾ dari total wilayah Indonesia. Oleh karena itu potensi ekonomi untuk sectorkelautan dan perikanan merupakan suatu prime mover yang dapat dimanfaatkanuntuk mengatasi krisis ekonomi menuju Indonesia yang maju dan makmur. (Lampe, 2008).
Selaras dengan hal tersebut, Indonesia memiliki potensi pembangunan ekonomi kelautan dan perikanan yang sangat besar dan beragam. Mulai dari sumberdaya yang dapat diperbaharui seperti perikanan, terumbu karang, rumput laut,  dan hutanmangrove;sumberdaya yang tak terbaharui termasuk migas dan bahan tambang serta mineral lainnya; sampaidengan energi dan jasa-jasa lingkungan khususnya pariwisata bahari. Menurut perhitungan PKSPL-IPB (1998), bahwa nilai ekonomi dari sumber perikanan (tangkap, budidaya, dan industri bioteknologi perairan) saja dapat menghasilkan sekitar US$ 82 milyar/tahun. Sementara itu seiring dengan terus meningkatnya jumlah penduduk dunia dan kesadaran umat manusia akan kebaikan gizi ikani (seafood) bagi kesehatan, kecerdasan dan kekuatan manusia, maka dapat dipastikan permintaan terhadap produk dan jasa kelautan dan perikanan akan terus membesar. (Wikipedia/micro economic.2010)
Hasil perikanannya mencapai US$ 4,8 milyar pada tahun 2001. Kontribusi sektorkelautan dan perikanan terhadap PDB di negara-negara tersebut telah mencapaisekitar 22%. Dengan hal ini kita semakin yakin bahwa sektor kelautan dan perikanan dapat memberikan sumbangan yang jauh lebih signifikan bagi kemajuan, kemakmuran bangsa Indonesia. (Wikipedia/micro economic.2010)
Ilmu ekonomi mikro adalah cabang dari ilmu ekonomi yang mempelajari perilaku konsumen dan perusahaan serta penentuan harga-harga pasar dan kuantitas faktor input, barang, dan jasa yang diperjualbelikan. Ekonomi mikro meneliti bagaimana berbagai keputusan dan perilaku tersebut mempengaruhi penawaran dan permintaan atas barang dan jasa, yang akan menentukan harga; dan ba           gaimana harga, pada gilirannya, menentukan penawaran dan permintaan barang dan jasa selanjutnya. Individu yang melakukan kombinasi konsumsi atau produk            si secara optimal, bersama-sama individu lainnya di pasar, akan membentuk suatu keseimbangan dalam skala makro; dengan asumsi bahwa semua hal lain tetap sama. (Wikipedia/mikroeconomi.2010)
Tujuan ekonomi mikro adalah menganalisa pasar beserta mekanismenya yang membentuk harga relatif kepada produk dan jasa, dan alokasi dari sumber terbatas diantara banyak penggunaan alternatif. Ekonomi mikro menganalisa kegagalan pasar, yaitu ketika pasar gagal dalam memproduksi hasil yang efisien; serta menjelaskan berbagai kondisi teoritis yang dibutuhkan bagi suatu pasar persaingan sempurna. Bidang-bidang penelitian yang penting dalam ekonomi mikro, meliputi pembahasan mengenai keseimbangan umum (general equilibrium), keadaan pasar dalam informasi asimetris, pilihan dalam situasi ketidakpastian, serta berbagai aplikasi ekonomi dari teori permainan. Juga mendapat perhatian ialah pembahasan mengenai elastisitas produk dalam sistem pasar.
Berdasarkan penjelasan diatas terlihat bahwa pengetahuan dan penerapan teori ekonomi dalam suatu perusahaan sangat penting, terutama analisis mengenai dampak suatu kebijakan ekonomi terhadap keadaan perusahaan. Oleh sebab itu, perlu untuk melakukan praktek lapang teori ekonomi mikro.
B.     Tujuan dan kegunaan
Tujuan
Tujuan dilaksanakannya praktek lapang ekonomi mikro adalah Untuk melihat kebijakan harga terhadap komoditi perikanan dipulau kodeng areng
Kegunaan
Kegunaan dari praktek lapang teori ekonomi mikro adalah sebagai aplikasi atas perbandingan antara teori yang didapatkan dalam kelas dan teori yang didapatkan dilapangan.










II.   TINJAUAN PUSTAKA
A.     Defenisi ilmu ekonomi
Pada tahun 1776 sebuah buku berjudul “An Inquiry into the Nature and
Causes of the Wealth of Nations” ditulis oleh Adam Smith menjadi awal
berkembangnya ilmu ekonomi. Adam Smith sendiri mendapat gelar Bapak
Ekonomi oleh para ahli ekonomi. Inti dari ajaran Adam Smith adalah
bagaimana masyarakat dapat mengalokasikan sumber-sumber daya yang
langka sedemikian rupa sehingga dapat memenuhi kebutuhan hidupnya yang
tidak terbatas. (Dahuri et al. 1996)
Banyak definisi ilmu ekonomi menurut para ahli namun secara umum ilmu ekonomi dapat didefinisikan sebagai suatu studi tentang perilaku masyarakat dalam menggunakan sumber daya yang langka/terbatas dalam rangka memproduksi berbagai komoditi untuk  kemudian menyalurkannya kepada berbagai individu dan kelompok yang ada dalam suatu masyarakat. (Wikipedia/mikroeconomi.2010)
Ilmu ekonomi terbagi dalam 2 cabang utama, yaitu mikroekonomi dan
makroekonomi. Istilah mikro dan makro dalam bahasa Yunani berarti kecil dan
besar. Sesuai dengan namanya, maka mikro ekonomi mencakup lingkup
ekonomi yang kecil. Mikroekonomi mempelajari perilaku berkaitan dengan
keputusan-keputusan yang diambil oleh satuan-satuan ekonomi individual.
Satuan-satuan ekonomi individual tersebut meliputi konsumen (rumah
tangga), tenaga kerja, pemilik modal, pemilik tanah dan perusahaan rumah
tangga produksi. (Wikipedia/mikroeconomi.2010)
Makro ekonomi mempelajari perilaku ekonomi secara keseluruhan (agregat) seperti permintaan dan penawaran agregat, produksi atau total output secara keseluruhan dan tingkat harga umum, tingkat dan laju pertumbuhan ekonomi, suku bunga, inflasi, pengangguran, angka kemiskinan dan lain-lain. (Wikipedia/mikroeconomi.2010)
B.      Ruang lingkup ekonomi mikro
Pada dasarnya studi ekonomi mikro membahas masalah bagaimana seorang atau perusahaan mengambil suatu keputusan, khususnya mengenai permintaan dan penawaran suatu barang. Oleh sebab itu tentunya akan dipelajari pula faktor-faktor yang akan berpengaruh pada permintaan dan penawaran suatu barang dan jasa. Permintaan barang didasarkan pada kebutuhan konsumen dan penawaran barang didasarkan atas kemauan produsen. Faktor-faktor yang menyebabkan adanya permintaan tersebut adalah harga barang itu sendiri, harga barang lain (barang komplementer maupun barang substitusi) pendapatan konsumen, selera (taste), jumlah produk.
(Dahuri et al.1996)
Munculnya barang dan jasa merupakan akibat adanya perilaku produsen. Penawaran suatu barang di pasar mempunyai landasan prinsip produksi yaitu hubungan teknis antara masukan dan keluaran. Fungsi produksi ini diturunkan dari fungsi biaya produksi karena dalam proses produksi input-input yang digunakan harus dibeli atau disewa sehingga teori biaya dan produksi akan dibahas pada bagian-bagian ilmu yang menyangkut perilaku perusahaan. (Masyhuri,2007).
C.      Kebijakan harga perikanan
   6
Pertama, mengembangkan Lembaga Pembiayaan Perikanan (LPP) nonbank sebagai alternatif sumber pembiayaan usaha perikanan skala mikro. Ini penting mengingat sumber-sumber pembiayaan berbasis perbankan konvensional selama ini kurang menunjang usaha kecil perikanan Kredit Usaha Rakyat (KUR) yang tujuannya meningkatkan usaha kecil perikanan belum mampu menjangkau sentra-sentra produksi perikanan dan kurang cocok dengan karakteristik usaha kecil perikanan.
KUR masih mengacu pada mekanisme perbankan konvensional di mana fleksibilitas layanannya sangat rendah. Misalnya, bank pelaksana kesulitan dalam memberikan pelayanan malam hari sebagaimana dikehendaki nelayan, memberikan pinjaman kurand dari satu tahun, dan pengembalian yang bersifat harian. Begitu pula dengan skema Kredit Ketahanan Pangan dan Energi (KKPE) yang juga berbasis perbankan konvensional, di mana serapannya baru 0,2 persen. Hanya Lembaga Keuangan Mikro (LKM) dan tengkulak yang mampu melakukan hal itu. Padahal saat ini pemerintah sudah mendirikan sekitar ± 255 LKM.
Sudah saatnya LKM-LKM tersebut dikembangkan menjadi kepanjangan tangan dari LPP. Jika untuk kemudahan kredit ekspor lalu dibentuk Lembaga Pembiayaan Ekspor (LPE), mengapa untuk kredit mikro perikanan tidak bisa dibentuk LPP? Artinya lagi-lagi soal politik legislasi. Di sinilah akan terlihat bagaimana keberpihakan DPR dan komitmen pemerintah untuk terus memperjuangkan nelayan. Ingat, UU Perikanan No 31/2004 yang telah direvisi mengamanatkan skim kredit khusus untuk nelayan kecil dan pembudidayaan ikan kecil.  Jadi, LPP adalah jawaban atas amanat UU.
Kementerian Pertanian sebenarnya jauh lebih progresif melangkah dengan mengajukan RUU Pembiayaan Pertanian. Dan mengingat karakteristik usaha perikanan dan pertanian relatif mirip, RUU serupa bisa diajukan dengan mencakup pula sektor perikanan.  Atau, Kementrian KP menyiapkan sendiri draf RUU Pembiayaan Perikanan. Berharap dari KUR dan kredit sejenisnya sama saja mengabaikan realitas bahwa 97 persen nelayan kita tergolong kecil dan memerlukan kredit tidak terlalu besar dengan prosedur sederhana nan fleksibel.
Kedua, meningkatkan pendapatan nelayan dan pembudidaya ikan melalui jaminan harga ikan, diversifikasi teknologi dan usaha, serta perbaikan infrastruktur. Harga ikan bisa menjadi nol rupiah ketika suplai berlebih (over supply), sementara hingga saat ini belum ada mekanisme penjaminan harga untuk mengenai masalah terebut.
Harga ikan yang rendah ini membuka peluang ikan-ikan dibuang kembali ke laut. Jika ini terjadi maka tidak saja masalah ekonomi nelayan terpuruk, tetapi juga sumberdaya ikan makin menipis akibat praktik pembuangan ikan. (Wikipedia/microekonomic.2010)
Salah satu instrumen yang bisa dikembangkan adalah membangun cold-storage mini di sentra-sentra produksi perikanan yang prinsipnya mirip dengan konsep resi gudang. Memang saat ini sudah ada beberapa cold storage milik pemerintah/BUMN, namun itu hanya bisa diakses oleh usaha perikanan besar.         Hanya saja persoalannya adalah bagaimana institusi penjaminan harga bisa dibangun di sentra-sentra perikanan rakyat, khususnya di pulau-pulau kecil yang biasanya minim infrastruktur seperti pasokan listrik.  Sementara itu diversifikasi teknologi dan usaha sangat penting bagi nelaya dalam mengantisipasi perubahan musim. (google.com/microekonomi.2010)
Kebanyakan nelayan hanya memiliki satu jenis alat tangkap yang cocok untuk musim tertentu saja, sehingga mereka tidak bisa melaut pada musim lain.
Diversifikasi teknologi bisa menjamin nelayan menangkap ikan sepanjang tahun, dikurangi masa-masa perbaikan perahu dan alat tangkap. Begitu pula diversifikasi usaha yang bersifat horizontal maupun vertikal (usaha pengolahan ikan dapat meningkatkan nilai tambah. (Wikipedia/makroekonomi.2010)
Diversifikasi ini bisa mencontoh usaha pengolahan lele menjadi abon, krupuk dan produk turunan lainnya di kampong Boyolali.
Ketiga, meningkatkan perlindungan nelayan dan pembudidaya ikan dengan membuka akses pemanfaatan dan pengelolaan sumberdaya, serta perdagangan. Banyak tantangan yang berpotensi mempersempit akses, seperti kegiatan industri yang mencemari perairan sehingga wilayah tersebut tidak layak untuk kegiatan perikanan. (google.com/mikro ekonomi.2010)
Kegiatan wisata bahari dan konservasi yang justru demi melestarikan sumberdaya tetapi seringkali malah menghambat akses nelayan. UU 27/2007 memang telah mulai mengakui hak masyarakat dalam pengelolaan sumberdaya. Ini adalah bentuk perlindungan yang sangat positif. Namun di sisi lain ada kekhawatiran tentang Hak Pengusahaan Perairan Pesisir (HP3) untuk swasta.
Ini ditambah oleh rencana pemerintah menerapkan kluster perikanan (baca: konsesi) berbasis Peraturan Menteri No 5/2008 yang berpotensi mengusik rasa keadilan nelayan. Oleh karena itu, langkah yang bisa dilakukan untuk perlindungan nelayan pasca 100 hari ini adalah mengkaji kembali produk peraturan dan perundangan yang berpotensi memarjinalkan nelayan.
(google.com/mikro ekonomi.2010)
D.     Strategi penetapan haraga
Strategi penetapan harga menjadikan tantangan yang semakin meningkat untuk banyak perusahaan, karena deregulasi, informasi dari pembeli, persaingan global yang ketat, pertumbuhan pasar yang lambat dan peluang perusahaan untuk meningkatkan posisi pasarnya. Harga berdampak pada kinerja keuangan dan berpengaruh penting pada nilai penempatan posisi merek di benak pelanggan. Harga juga memungkinkan menjadi sebuah perwakilan dari ukuran kualitas produk manakala pelanggan sulit mengevaluasi produk yang kompleks. (google.com/ekonomimicro/msuyanto.2010)

III.  METODOLOGI PRAKTEK
A.     Waktu dan tempat
Praktek lapang Ekonomi Mikro dilaksanakan pada hari sabtu– minggu, tanggal 30 – 31  Oktober  2010 yang bertempat di Tanjung Pulau Kodingareng , kecamatan Ujung Tanah,  Kota Madya Makassar, Sulawesi Selatan.
B.     Metode praktek
Metode pengambilan data yaitu :
a)    Obsevasi adalah teknik penelitian dengan melihat langsung dan kondisi daerah sekitar.
b)    Wawancara adalah teknik penelitian dengan wawancara langsung dengan masyarakat setempat dengan menggunakan kuisioner
c)    Studi pustaka  adalah membandingkan data hasil yang di dapat dari lapangan dengan data dari pustaka.
C.     Sumber data
Adapun sumber data yang digunakan dalam praktek lapang teori ekonomi mikro adalah :
1.    Data primer, yaitu data yang diperoleh secara langsung dari lapangan.
2.    Data pustaka merupakan data pelengkap yang diperoleh dari berbagai sumber pustaka dan buku-buku referensi.
3.    Data sekunder, yaitu data yang diperoleh dari berbagai instansi pemerintahan setempat.





IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
A.     Kondisi Umum Lokasi Praktek
Sejarah umum
Pulau Kodingareng terletak di sebelah barat Makassar yang ditempuh sekitar dua jam perjalanan dari pelabuhan kayu bangkoan,pulau koding areng  kec.ujung tanah kod.makassar yang merupakan salah satu pulua yang berpenduduk sekitar kurang lebih seribu jiwa yang dipimpin oleh struktur pemerintah .
   Pulau koding areng sudah sering berganti nama yang dimulai dari nama pulau rusa,kemudian berganti menjadi pulau pa’dittikang  namun pa’dittikang mempunyai arti yang kurang baik sehingga diganti menjadi koding areng(nama yang jelek)yang artinya bahwa pa’dittikang adalah nama yang jelek,kemudian nama koding areng terus dipakai sampai saat ini. (pak gamal(kepdes))
Deskripsi umum
Pulau koding areng merupakan salah satu dari banyak pulau yang ada didaerah Makassar dimana mata pencaharian masyarakatnya dilaut,beragam pekerjaan yang ada dimasyarakat baik itu sebagai nelayan jala,nelayan tombak dan adapun yang memakai bagan kapal untuk menangkap ikan yang terbagi atas anak buah kapal dan kepala kapal.
Dalam proses penjualan,hasil penangkapan ikan dijual bukan didaerah tersebut akan tetapi dijual diluar pulau koding areng,tempat penjualan akan pada umumnya dijual ditempat pelelangan ikan di Makassar (potere)
B.     Kebijakan Harga Komoditi Perikanan Kodingareng
Berdasarkan hasil peengamatan, kebijakan harga disepakati antara penjual dan pembeli,dalam penetapan kebijakan harga tidak ada campur tangan pemerintah secara langsung,dalam hal ini pemerintah hanya menjaga kestabilan penetapan harga yang telah disepakati antara penjual dan pembeli
. Pada saat musim tertentu di saat jumlah permintaan menurun, maka pembelian ikanpun akan menurun. Hal ini disebabkan karena adanya fluktuasi jumlah tangkapan serta biaya-biaya yang dikeluarkan pada proses pemasarannya termasuk pada permintaan dan penawaran yang berlaku pada proses jual beli dipulau koding areng. Hal ini sesuai dengan pendapat Soeharno (2007) yang menyatakan bahwa Permintaan adalah sebagai jumlah (kuantitas) suatu barang dimana konsumen bersedia membayar pada berbagai alternatif harga barang. Kurva permintaan adalah kurva yang menggambarkan hubungan antara harga (p) dengan jumlah yang diminta (Qd).
C.     Strategi Penetapan Harga Komoditi Perikanan Pulau Kodingareng
Berdasarkan hasil pengamatan dan hasil dilapangan masyarakat pulau koding areng dalam penentuan kebijakan harga tergantung dari besar dan jenis ikan juga kesegaran ikan,ikan layang misalnya yang dijual sekitar kurang lebih Rp 80.000/baskon dan ikan tembang yang dijual sekitar kurang lebih Rp 40.000.dan tentunya kebijakan ini telah disepakati antara pihak penjual dan pihak pembeli,hal ini sesuai dengan (Http.//www.indopos.co.id.2009) Harga merupakan kesepakatan antara penjual dan pembeli yang diukur dengan nilai tukar yang sah selain itu Dalam penetapan harga perlu diperhatikan faktor yang mempengaruhinya, baik langsung maupun tidak langsung.
D.     Kekuatan-Kekuatan Dalam Menunjang Peningkatan Komoditi Dipulau Kodingareng
Berdasarkan yang didapat dilapangan,dapat dikatakan bahwa hal-hal yang menunjang peningkatan komoditi perikanan dipulau koding areng adalah:
Dibidang materi yaitu kapal,dan bagan kapal dan juga alat-alat penangkapan seperti jala dan tombak,dan dibidang sosial yaitu organisasi-organisasi yang masyarakat yang menyangkut tentang masyarakat pesisir,hal ini sesuai dengan(indopos.co.id.2010) Bahwa hal-hal yang seharusnya terdapat didalam masyarakat pesisir adalah semua yang dapat membantu perkembangan wilayah pesisir baik itu secara langsung maupun tidak langsung
E.     Kekurangan-Kekurangan Dalam Komoditi Perikanan Kodingareng
Berdasarkan yang didapatkan dilapangan kekurangan-kekurangan dalam komoditi perikanan masyarakat koding areng adalah Dibidang materi yaitu alat-alat penunjang penangkapan yang tertinggal,kapal-kapal yang tertinggal dan dibidang sosial yaitu masih bergantungnya nelayan yang satu dengan nelayan yang lainnya,hal ini sesua dengan (www.indopos.co.id.2010) bahwa dalam masyarakat pesisir yang harus dikembangkan adalah faktor yang menunjang perkembangan pesisir akan tetapi banyak hal-hal yang tidak diingin biasa terjadi baik secara langsung maupun secara tidak langsung.











V.  PENUTUP
A.     Kesimpulan
Berdasarkan data yang didapatkan dilapangan,dapat disimpulkan bahwa :
a.    Dalam proses jual beli,kebijakan harga disepakati antara penjual dan pembeli yang sewaktu-waktu akan berubah
b.    Perubahan harga dipengaruhi oleh Permintaan negatif  jika harga naik, maka jelas barang yang diminta turun atau sebaliknya.
c.    Strategi penetapan harga ditentukan oleh keputusan antara penjual dan pembeli
d.    Harga suatu  sangat erat kaitannya dengan jenis tangkapan,besar kecinya tangkapan dan kesegaran ikan
B.     Saran
Sebaiknya praktek lapang ekonomi mikro bisa dimulai tepat pada waktunya dan waktu untuk melakukan interview juga lebih diperpanjang sehingga para praktikan dapa memperoleh informasi yang lebih banyak mengnai pulau Kodingareng









DAFTAR PUSTAKA
Agung, N.G. 2009. Teori Ekonomi Mikro. Raja Grafindo Persada. Jakarta
http://ekonomi mikro.com. ekonomi mikro (diakses pada hari selasa, 2 November 2010 pukul 15.50 WITA)

http://regional.coremap.or.id/print/article.php (Diakses hari kamis 29 oktober 2010).

http://www.scribd.com. Ekonomi Mikro (Diakses pada tanggal 3 November 2010 pukul 10.40)

http://id.wikipedia.org/wiki/Ekonomi_mikro (Diakses pada tanggal 3 November 2009 pukul 11.00)

Lampe.M.2009. Wawasan Sosial Budaya Bahari. UPT-MKU.UNHAS.
Masyhury,M.2007. Dasar-dasar Ekonomi Mikro. Prestasi Pustaka. Jakarta.
Rahardja,P. 2004. Pengantar Ilmu Ekonomi. Lembaga penerbit fakultas ekonomi.       Universitas Indonesia. Jakarta.

Suharno. 2007. Teori Mikro Ekonomi. Andi. Jakarta.













KATA PENGANTAR
Puji syukur terhadap tuhan yang  Esa atas Rahmat yang diberikan kepada kita sehingga penulis bisa membuat laporan praktikum ekonomi mikro ini,
Laporan ini berisi tentang kehidupan ekonomi dimasyarakat pesisir koding areng yang bertujuan untuk meengetahui kehidipan ekonomi disalah satu pulau yang ada di Indonesia pada umumnya dan yang ada dimakassar pada khususnya.
Terima kasih kepada dosen pembimbing serta asisten pengarah yang membimbing dan mengarahkan penulis mulai dari praktikum hinngga terbentuknya makalah ini.terima kasih pula kepada teman-teman  yang membantu langsung maupun tidak langsung terbentunya makalah ini,kemudian terima kasih kepada orang tua yang selalu mendoakan dan mendorong penulis dalam menuntut ilmu.
Sebagaimana pepatah mengatakakan tiada gading yang tak retak,tidak ada manusia yang lupuk dari kesalahan,oleh karena itu mohon maaf apabila ada kesalahan yang tidak disengaja oleh penulis,dan penulis secara lapang dada menerima kritikan dan saran atas kesalahan yang tidak disengaja dilakukan penulis




Makassar,28 Oktober 2010
                                                                         
                                                                                                        Penulis

DAFTAR ISI
Halaman sampul…………………………………………………………………….i
Halaman judul……………………………………………………………………….ii
Daftar isi……………………………………………………………………………..iii
Kata pengantar……………………………………………………………………..iv
Daftar isi……………………………………………………………………………..v
I.              PENDAHULUAN………………………………………………………1
A.    Latar belakang………………………………………………….1
B.    Tujuan dan kegunaan………………………………………….3
II.            TINJAUAN PUSTAKA………………………………………………...4
A.    Defenisi ilmu ekonomi………………………………………..4
B.    Ruang lingkup ekonomi mikro……………………………….5
C.   Kebijakan harga komoditi perikanan………………………..6
III.           METODOLOGI PRAKTEK……………………………………………10
A.    Waktu dan tempat…………………………………………….10
B.    Metode paraktek………………………………………………10
C.   Sumber data…………………………………………………..10
IV.          HASIL DAN PEMBAHASAN ………………………………………...11
A.    Kondisi umum pulau koding areng………………………….11
B.    Kebijakan harga komoditi perikanan
pulau koding areng..............................................................11
C.   Strategi penetapan harga komoditi perikanan
pulau koding areng…………………………………………..12
D.   Kekuatan-kekuatan dalam menunjang peningkatan
komoditi perikanan dipulau koding areng………………….12
E.    Kekurangan-kekurangan dalam komoditi perikanan
pulau koding areng…………………………………………..13
V.            PENUTUP……………………………………………………………..14
A.    Kesimpulan …………………………………………………..14
B.    Saran ………………………………………………………….14
DAFTAR PUSTAKA………………………………………………………………..
LAMPIRAN…………………………………………………………………………..vi





















LAMPIRAN:






 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

BARANG LOMPO

Mari kita sedikit membahas tentang pulau yang sangat terkenal dimahasiswa perikanan yang ada dimakassar       Pulau Barrang Lompo  terma...