MAU MENULIS
LAPORAN TENTANG AIR TERJUN PARANG LOE TAPI TIDAK ADA WAKTU…DAN SUDAH BANYAK
JUGA TULISAN-TULISAN TENTANG TEMPAT INI
Untuk
menuju ke permandian ini, bisa ditempuh dengan kendaraan beroda dua, seperti
motor, pun dengan menggunakan angkot, pete-pete, karena Parang loe terletak di
Kab. Gowa, di jalur menuju Malino. Tepat di belakang kantor kehutanan Manggala.
Jalur menuju lokasi cukup menguras tenaga karena tekstur tanahnya sedikit
menanjak dan berbatu, sekitar 2 meter
Sensasi menapaki jalan lurus berkelok sedikit tersebut semakin
menantang karena disepanjang jalurnya, anda disajikan ragam pepohonan tinggi
seperti pohon kapuk, pohon cemara dan pohon tinggi lainnya. Lebar jalan ini
hanya sekitar 1 meter lebih, jadi ketika anda menyusurinya serasa berada dalam
adegan sebuah novel atau film horror lainnya. Ya’ Parang Loe memang bisa
dijadikan pilihan tepat untuk setting sebuah film horror.
Setelah menempuh perjalanan sekitar 45 menit, anda akan
menjumpai sebuah papan orange bertuliskan warning buat para visitor, terlebih
bagi pengunjung baru. Kalau boleh saran, alangkah lebih baiknya jika anda
membaca warningan tersebut sebelum melanjutkan perjalanan anda. Setidaknya anda
mengetahui apa yang harus diperhatikan terkait masalah safety.
Bukan mau menakuti atau
membayang-bayangi perjalanan anda, namun dari cerita
warga setempat sering terjadi keanehan yang mengakibatkan kematian. Buktinya,
anda akan menemukan prasasti salah seorang yang bernama Andi Nur Jihad, tak
jauh dari papan warning tersebut.
Perjalanan mulai terjal ketika anda sudah melewati papan oranye
tersebut, agak licin jadi berhati-hatilah. Namun, terlepas dari terjalnya trek
yang musti dilalui dan cerita misteri yang meminta korban, toh’ itu akan terbayarkan
sudah jika anda sampai ke titik tujuan. Welcome to the Waterfall of Parang Loe. Anda akan
menyaksikan susunan batu terjal berlantai tiga dengan aliran air tumpah ruah
pada satu titik, kemudian mengalir hingga titik dan anak tangga selanjutnya.
Masing-masing tingkatan tebing ukurannya berbeda, namun trek untuk melaluinya
tidak cukup sulit tapi terlihat sedikit mengerikan.
Dari sekian tingkatan, pemandangan yang paling
menarik ada pada tingkatan ke dua. Di sana anda disuguhkan pemandangan menarik
layaknya di korea. Terdapat taman kecil dengan aliran air yang lembut, di
tengahnya berdiri sebuah pohon kokoh yang di mana anda bisa berteduh dari terik
matahari. Oiya, lupa memberitahukan, jika bebatuan yang ada di air terjun
parang loe sangat menyerap panas, jadi yang tidak tahan panas silahkan
menggunakan alas kaki. Namun, ini akan jauh lebih bahaya jika anda tergelincir,
mengingat bebatuannya cukup licin dan disekitarnya terdapat beberapa titik
dalam.
Untuk menghindari licin dan telapak kaki merah
akibat serangan panas, celupkan kaki anda ke air dan fresh dinginnya akan
menepis panasnya terik matahari. Setidaknya ini membantu anda untuk tidak
loncat-locatan di atas bebatuan akibat panas mencekik. Nah, buat kaum hawa,
jangan berkunjung ke tempat ini dengan menggunkan rok, sebaiknya menggunakan
celana saja. Medannya kurang mendukung dan anda tentunya akan ketinggalan
menapaki tiap jengkal tebing air terjun Parang Loe. Maklum ada adegan
panjat-memanjat yang harus anda lakukan.
Satu hal yang musti diperhatikan, jangan lupa
bawa bekal karena di sekitar lokasi tidak tersedia warung atau apapun itu.
Karena Parang loe sendiri masih jarang dijamah, belum terkontaminasi oleh aspek
luar. Jadi kenaturalannya masih terjaga baik. Ini bisa dilihat dengan adanya
kupu-kupu berterbangan menghiasi air terjun tersebut. (dic
opy dari Kompa
Dansa Mandar Wil. Makassar)
.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar